Pelaksanaan
pemilihannya praktis. Tidak ruwet. Hasil real count juga langsung tersaji. Tak
ada yang ditutup-tutupi. Prosesnya berjalan lancar dan sukses.
AGUS
PRAMONO,
Palangka Raya
PLOK..Plok..Plok…suara
tepuk tangan riuh di bawah tenda berwarna biru. Bersamaan dengan itu, Achmad J
Muhran dinyatakan unggul dalam pemilihan calon ketua pedagang Pasar Blauran. Dipastikan
menjadi ketua terpilih periode 2019-2022. Ucapan selamat pun bersambut. Tak
hanya datang dari pedagang. Tapi, juga datang dari dua kandidat yang kalah.
Dalam pemungutan suara yang digelar Kamis
(9/5), Achmad -sapaan akrabnya, yang mendapat nomor urut 3, memperoleh 68
suara. Unggul tipis dengan calon nomor urut 1, Rakhmadi, yang memperoleh 62
suara. Sedangkan calon nomor urut 2, Syamsuni, hanya mendapatkan 13 suara. 4 suara
dinyatakan tidak sah.
Suasana di Pasar Blauran yang lokasinya tak
jauh dari pos polisi, sedikit berbeda pada siang itu. Panitia tampak mendirikan tenda. Bukan tenda
seperti yang biasa disewa orang hajatan pada umumnya. Melainkan tenda itu biasa
dipakai untuk warung makan. Begitu juga kursi berwarna biru dan hijau. Juga
hasil pinjam. Dari warung makan. Kursi-kursi yang awalnya tertata rapi, akhirnya
terpindah sana-sini. Tergantung selera tempat orang yang menduduki.
Meja makan difungsikan untuk pemilik hak suara
melakukan pendaftaran. Di belakang meja pendaftaran, ditutupi kain berwarna
hijau. Tampak kumal. Usut punya usut,
juga biasa dipakai penutup samping warung makan kaki lima. Panitia memang menyediakan
fasilitas seadanya. Bahkan, bisa dibilang tanpa biaya.
“Memang ini semuanya serbapinjam,†ucap ketua
panitia M Yani sambil cekikikan.
Belum lagi jika menengok bilik suara. Panitia
hanya menyediakan kardus. Diambil dari gudang. Bukan kardus bekas. Tapi baru. Kardus
tersebut merupakan bungkus kipas angin. Biasa dipajang pemilik toko di teras depan.
Dirasa bilik kardus berbentuk segi empat itu kurang menutup dan kurang
mendukung aspek kerahasiaan, panitia menambahkan bekas kardus air mineral.
“Ya,
kayak pemilu kemarin. Hanya saja, yang kemarin dicoblos, kalau yang ini ditulis
nama atau nomor urutnya,†sahut anggota panitia lainnya.
Tampak sederhana memang, tapi tidak mengabaikan
peraturan dan keamanan. Satu personel polisi disiagakan. Aipda Edi Supriyanto
memantau seluruh rangkaian pesta demokrasi ala pedagang Pasar Besar tersebut.
Ada 280 pemilik hak suara. Semuanya adalah pedagang
yang biasa membuka lapak mulai sore sampai malam. Pada malam sebelum pemilihan,
panitia memberikan surat undangan kepada 280 orang yang masuk dalam daftar
pemilih tetap itu. Proses pemilihan berlangsung bebas tanpa ada paksaan. Para
pedagang begitu antusias memberikan hak suara. Waktu yang disediakan panitia adalah
pukul 14.00-16.00 WIB. Dari 280 pedagang, hanya 147 orang yang memberikan hak
suara. 133 pedagang lainnya golput.
Bisa dimaklumi, banyak pedagang, terutama
pedagang makanan, memilih menutup lapaknya selama bulan Ramadan.
Dalam sejarahnya, pemungutan suara yang digelar
di tengah-tengah pasar ini pertama kalinya digelar. Sebelumnya, pemilihan dilaksanakan
di kantor kelurahan. Jumlah partisipasi kali ini juga menorehkan catatan baru
dalam pesta demokrasi empat tahunan itu. Lebih 50 persen yang menggunakan hak suaranya.
Sebuah peningkatan jika dibandingkan dengan pemilihan tahun-tahun sebelumnya.
“Dulu digelar di kantor kelurahan. Banyak yang
golput. Enggak sampai 50 suara. Itu pun partisipan dari masing-masing calon
saja,†ujar M Yani.
“Kalau di sini, usai buka lapak, mereka
(pedagang, red) langsung milih. Jadi, enggak jauh-jauh ke kantor kelurahan,†sambung
Yani yang sudah berdagang di Pasar
Blauran selama 35 tahun.
Achmad selaku ketua terpilih, ketika dibincangi
mengaku, ia maju sebagai calon karena ditunjuk, bukan mengajukan diri. Satu
bulan yang lalu. Dia mengiyakan. Tidak menolak. Pasalnya, almarhum ayahnya dulu
juga pernah mengemban tugas yang sama.
Satu bulan melakukan sosialisasi. Hanya dari
mulut ke mulut.
“Tidak pakai uang-uang segala untuk mencari
suara,†katanya.
Ke depan, selama kepemimpinannya, ia berjanji
bahwa segala permasalahan yang menyangkut pedagang akan diselesaikan secara
transparan. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Siap berada di tempat. Siap berada
di barisan depan, jika ada hal-hal yang berhubungan dengan pedagang.
“Terpenting Pasar Blauran aman dari gangguan.
Dengan begitu maka akan memancing pembeli datang. Usaha para pedagang juga akan
terus berkembang,†ungkapnya seraya berterima kasih karena telah dipercayakan
untuk memimpin selama empat tahun ke depan. (*/ce)