Jagat Tunggang-langgang dan Ruang Konfrontasi Kesadaran

- Advertisement -

Lewat esai-esai yang terangkum di buku ini, Eka Kurniawan membangun ruang menjadi wahana wacana yang memberikan keheningan dan kejernihan berpikir.

DI era dinamika komunikasi dan jejaring teknologi informasi digital ini, masih relevankah memperbincangkan kebudayaan? Kebudayaan yang tidak hanya mengacu pada hasil dan produk kultural, atau praktik dan kebiasaan komunal.

Tapi kebudayaan sebagai kata kerja, yang berkaitan dengan usaha ataupun proses yang terhubung dengan nilai-nilai penting kemanusiaan yang diskursif, reflektif, tapi tetap kontekstual.

Kita mengenal Eka Kurniawan sebagai sastrawan yang telah diakui dunia. Dengan kapasitasnya itu, tidak hanya tentang sastra, ia juga menulis tentang dinamika sosial, politik kebudayaan, hingga etika filosofis.

Dalam buku ini, ia menempatkan diri sebagai ”pembaca yang baik”, yang selalu berusaha kritis terhadap apa yang dibacanya, tidak semata membaca yang tertulis. Ia meyakini bahwa kebudayaan adalah sebuah semesta yang berisi sumber-sumber tata nilai beserta gugus pengetahuan dan cara pandang melihat realitas hidup.

Jagat semakin hari semakin kencang berlari dan ruang semakin penuh sesak dan tak ada lagi ruang kosong. Saat ini kita hidup di sebuah masa di mana ingatan atau memori menjadi semakin pendek. Jagat kita adalah ruang hidup, wahana komunikasi dalam perspektif cepat, singkat, dan segera berubah.

Teknologi digital memfasilitasinya dalam format begitu singkat, sepotong-sepotong, tidak esensial karena berada di dunia maya yang begitu terbuka. Segalanya berjalan begitu responsif dalam kecepatan waktu yang luar biasa. Akibatnya, sesuatu menjadi lebih mudah dan lebih cepat dilupakan. Dengannya, ingatan manusia modern menjadi lebih pendek.

Tapi, selalu ada upaya untuk menafsir-mengekspresi ulang kesusastraan dan kebudayaan kita. Justru dalam jagat yang tunggang-langgang itu semakin terbuka kemungkinan kebudayaan untuk memungkinkan munculnya pemikiran yang khas dengan penafsiran yang up-to-date, kekinian.

Maka, kebudayaan semestinya mampu menanggapi, menafsir, memberi arti, dan memersepsi lingkungan secara kreatif, kritis, tapi tetap objektif, menyuarakan nilai kebenaran dan moralitas universal.

Dalam buku ini, Eka mengupas nilai dan makna yang berkelindan di balik, tidak hanya karya sastra, tapi juga tentang film-film Marvel, gaya hidup, isu rasisme, hingga ojek online dan nasi goreng, sebagai potret fenomena, yang merepresentasikan kondisi zamannya. Ia membedah karya-karya sastra penting Indonesia dan dunia (Chairil Anwar, Budi Darma, hingga Toni Morrison dan Franz Kafka), menguraikannya dalam elemen-elemen penting yang fundamental.

Tujuannya menemu perangkat-perangkat ide di baliknya untuk diteliti berbagai kemungkinan makna dan kontekstualitasnya dalam menyikapi problem sosial budaya yang ada.

Dengan telaten dan napas yang panjang, ia mengulasnya untuk mengulik menusuk masuk menuju hal-hal terkecil dalam sastra dan kehidupan: kosmologi, kapitalisme, kekuasaan, estetika, hingga seksualitas. Di dalamnya terangkum berbagai macam bahasan mulai tema politik, isu gender dan rasisme, hingga logika folklor dalam kosmologi kontemporer. Kita jadi masuk dalam labirin pemaknaan yang membuka bermacam pilihan, untuk disepakati, pun diselami keberlawanannya. Dengan asyik, bukan dengan emosi tinggi.

Tapi, bagi saya, seluruh rasa dan nada terbesar buku ini adalah kegelisahannya dalam mencari fondasi dasar kualitas kehidupan bersama di antara kondisi global. Rekonstruksi makna kebersamaan dan kemanusiaan yang hakiki melalui literasi. Dia percaya makna-makna bisa muncul dan dipahami sebagai dasar logika aksi yang kontekstual dan jitu merumuskan permasalahan yang dihadapi bersama dalam kehidupan.

Dengannya, membaca esai-esai ini, bahasa bukan hanya sebagai ornamen, ciri khas, atau kelainan seorang penyair. Narasinya jernih dalam menyampaikan lapis-lapis pengetahuan untuk membicarakan sastra dan isu hangat di berbagai tempat, yang membuat kita berpikir dan menyadari apa yang ada di balik fakta, dengan wawasan dan kesadaran hari ini.

 

Di antara dunia yang kaya perspektif itu, ia menyampaikan cerita untuk membagi sudut pandang dalam melihat masa kini dan masa depan. Tidak dengan bahasa ketat logika dan intelektualitas terstandardisasi, tapi bahkan kadang lebih serupa gumaman yang menyadarkan.

Dia membuka kemungkinan agar tiap pemikiran punya cukup ruang. Bahwa menulis adalah sebuah usaha untuk mengenang kembali kegelisahan yang ingin menemu rumusan. Seperti dalam ”Apakah Hari Ini Kamu Sudah Berlibur”, Eka tidak hanya memotret liburan sebagai laku eskapisme masyarakat modern, tapi juga menyejajarkannya pada sebuah pemahaman tentang keseimbangan kosmos –antara fakta sosial dan kearifan lokal, antara problematika dan kekayaan budaya.

Bagi saya, enam puluh delapan esai yang sebagian besar ditulis rutin tiap minggu di Jawa Pos ini penting untuk menegaskan pentingnya kedalaman. Di tengah digitalisme visual culture yang mengepung kita, ruang itu betul menjelma Halte, pemberhentian sementara dari perjalanan –sebuah usaha para penulis pemikir untuk menjaga dan memelihara ”teks” sebagai proses membaca kahanan. Selain menjadi upaya mengembangkan daya imajinasi, ia adalah cara merawat kesadaran.

Eka membangun ruang menjadi wahana wacana yang memberikan keheningan dan kejernihan berpikir yang mengedepankan intuisi dan kewaskitaan sebagai proses menemukan makna hidup.

Ruang yang sekaligus menjadi bagian dari konter jurnalisme masa kini yang gegap gempita dan menciptakan badai informasi penuh sensasi dan kebohongan yang kadang didukung data algoritma. Ruang dialog, refleksi, dan konfrontasi kesadaran sebagai bagian lain dari jurnalisme nonteknis berupa moral, etis, dan kemanusiaan. (*)

*) PURNAWAN ANDRA, Bekerja di Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek

Judul: Tragedimu Komediku: Esai-Esai

Penulis: Eka Kurniawan

Penerbit: Pojok Cerpen dan Tanda Baca

Cetakan: Pertama, Juli 2023

Jumlah: xii + 276 halaman

ISBN: 978-623-5869-18-6

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments