Konten dari halaman ini Mengajarkan Anak untuk Gampang Memaafkan dan Meminta Maaf - Prokalteng

Mengajarkan Anak untuk Gampang Memaafkan dan Meminta Maaf

- Advertisement -

Selain mengenalkan angka dan alfabet, ada hal lain yang tak boleh dilewatkan begitu saja oleh parents. Apa itu? Mengajari anak mudah meminta maaf dan berlapang dada agar memaafkan orang lain.

SEJAK kapan sebetulnya anak sudah bisa diajari konsep maaf dan memaafkan? Jawabannya sejak dini. Hmmm, tapi mulai kapan?

Laurencia Ika Wahyuningrum selaku konselor anak dan remaja menuturkan, saat anak usia 2 tahun sudah bisa dikenalkan bagaimana meminta maaf dan memaafkan. Sebab, pada usia tersebut, anak mulai tahu bagaimana ekspresi wajah orang sekitar. ”Mulai dari wajah yang memaafkan bagaimana dan minta maaf seperti apa,” terangnya.

Namun, lanjut perempuan yang akrab disapa Ika itu, kerja sensor motorik anak usia di bawah 5 tahun belum optimal. Karena itu, anak-anak terkadang tidak tahu bahwa yang baru saja dilakukannya menyakiti orang lain. Misalnya, adik ingin pinjam mainan kakak.

Karena adik masih usia 3 tahun, adik tidak tahu cara meminjam yang betul seperti apa. Tiba-tiba adik merebut. Adik belum paham bahwa merebut telah menimbulkan rasa sakit hati kakak. Nah, kakak tidak terima. Ika menyebutkan, orang tua bisa masuk memberikan penjelasan. Kasih contoh yang baik seperti apa. ’’Dan, jangan lupa mainkan peran orang tua dengan mencontohkan meminta maaf kepada kakak oleh adik,” imbuhnya.

Banyak manfaat yang dipanen orang tua saat mengajarkan konsep maaf dan memaafkan kepada anak sejak dini. Di antaranya, meningkatkan rasa percaya diri dan belajar berempati serta bersimpati. Dengan begitu, anak tidak akan malu mengucapkan kata maaf di kemudian hari ketika mereka tahu perbuatannya salah. Anak bakal percaya diri mengucapkan maaf. Tak malu lagi.

Hindari memaksa anak untuk meminta maaf dengan segera, yes. Menurut Ika, sebaiknya mama berdiskusi dengan anak. Misalnya, adik sudah memukul kakak. Parents juga tidak direkomendasikan untuk membentak atau memukul balik anak. ”Ngomong sama anak, kalau adik dipukul sama orang lain sakit enggak? Sakit dong pasti. Nah, tadi adik mukul kakak. Kakak kesakitan itu, gimana kalau minta maaf? Bunda temanin ya,” paparnya.

Bunda-ayah jangan lupa beri apresiasi kepada anak saat mereka berani meminta maaf atau memaafkan. Tak perlu barang yang mewah. Pelukan yang erat dan eye contact yang dalam akan lebih berarti buat malaikat kecil parents. Sambil bisikin, jagoan mama pinter banget sih!

SEBAGAI mama dengan anak kembar Gavrila Tavia Ramadhan dan Gwen Tatiana Ramadhan (6 tahun), Farina Caesaria Juniar memiliki tantangan yang superunik. Meski kembar, karakter kedua malaikat kecilnya berbeda. Yang satu gampang meminta maaf. Eh, satunya lagi kalau ada kesalahan diam saja. Pusing tujuh keliling banget kalau dibayangin.

Dalam urusan parenting, perempuan yang akrab disapa Ina itu selalu berusaha mengingatkan anak tentang adil dan empati. Menurut dia, pada zaman sekarang tampaknya dua hal tersebut semakin hilang. Tak terkecuali kebiasaan untuk mengatakan maaf, terima kasih, dan permisi. ’’Ditambah mungkin menghadapi anak kembar dengan usia yang sama, tapi pribadi, progres, dan minat yang beda itu memang tricky,” ujarnya.

 

Ina perlu menelan banyak pil kesabaran. Treat yang diberikan kepada kedua buah hatinya tidak jauh dari kebiasaannya saat kecil. Terutama soal maaf, permisi, dan terima kasih. Jadi, mulai hal terkecil, anak-anak sudah dibiasakan oleh Ina.

 

Misalnya, ketika anaknya bermain dan tidak sengaja menyakiti saudaranya. Ina langsung mengingatkan untuk meminta maaf. Apabila ada satu yang tidak mau saling memaafkan, biasanya akan diberikan penjelasan lagi terkait empati. ’’Tapi, aku mengurangi action untuk langsung membandingkan dengan saudaranya sendiri. Tujuannya, menghindari kecemburuan atau perasaan dibandingkan,” papar mama yang hobi traveling itu.

Urusan meminta maaf dan memaafkan, Anggri Afrina tak punya toleransi. Dia mengajari sang anak untuk pandai minta maaf sejak usia 3 tahun. Kini putra sulungnya itu beranjak usia 9 tahun. ’’Sekarang kalau dia berbuat kesalahan itu langsung bilang maafin kakak ya, Ma. Atau, dia sama adiknya juga begitu,” ucap ibu dua anak tersebut.

 

Anggri mengungkapkan, antara kakak dan adik memiliki gaya meminta maaf yang berbeda. Adik cenderung malu-malu. Selisih usia keduanya dua tahun. Kakak 9 tahun dan adik 7 tahun. ’’Kadang, adik itu yang masih malu. Minta ditemani saat minta maaf,” tuturnya.

 

I AM SORRY

Ada beberapa kalimat maaf yang bisa dicontohkan kepada anak. Mulai yang sederhana hingga menumbuhkan rasa empati serta menawarkan bantuan.

– Kalimat maaf yang sederhana. Misalnya, maaf, ya. Aku membuat kamu nangis.

– Kalimat maaf yang mengandung empati ikut merasakan. Misalnya, sakit, ya? Aku minta maaf.

– Terakhir, kalimat maaf yang juga menawarkan bantuan. Contohnya, bagian mana yang sakit karena aku tadi? Perlu aku bantu? Maafin aku, ya.

- Advertisement -
Artikel sebelumnya
Artikel Selanjutnya
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments