RIMA Martina, pemilik Martina’s Signature tidak menyangka keberaniannya mengejar passion menggambar mulai berbuah manis. Perempuan 29 tahun ini sebelumnya sudah memiliki penghasilan tetap saat menjadi staf human resources department (HRD) di salah satu perusahaan swasta di Jogja. Namun dia memutuskan untuk resign dan mengeluti passion-nya.
“Akhirnya resign karena aku pengen ngembangin yang aku punya. Ngembangin passionku. Awalnya takut ya, dari punya penghasilan tetap terus enggak kan. Tapi kalau aku gak resign semakin takut terus,” ujarnya kemarin (21/10).
Kepada Radar Jogja (Jawa Pos Grup), dia bercerita awalnya menempuh pendidikan di sekolah menengah kejuruan (SMK) jurusan multimedia. Lalu melanjutkan pendidikan tinggi dengan jurusan psikologi. Saat di bangku sekolah, warga Bantul ini mengaku tidak serius belajar. Padahal sudah sesuai passion-nya.
“Senang menggambar, belum tak asah ternyata aku passion di situ. Makanya aku sampai masuk multimedia cuma gak kugali karena sibuk main,” ujarnya.
Rima mengaku asal masuk kuliah jurusan psikologi karena mendapatkan beasiswa. Kesempatan bagus tentu dia tidak berfikir panjang untuk segera mengambilnya. Meski lulus dengan nilai yang memuaskan, ternyata dia merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya.
“Memang cumlaude tapi kayak hampa, ada yang kurang. Akhirnya bekerja aja sesuai ijazah. Diterima jadi HRD. Pas di situ hidupku kayak kurang terus. Nah selama bekerja aku mencari diriku pengen apa,” jelasnya.
Lambat laun akhirnya Rima mulai bisa memahami keinginannya dalam hidup. Rupanya selama ini dia melupakan kesukaannya menggambar sejak di bangku sekolah. Akhirnya dari hasil bekerja sebagai HRD, dia membeli peralatan untuk mendukung kegemarannya.
“Akhirnya aku nabung, karena komputer lawas. Buat beli laptop dan drawing table buat gambar nah mulai lagi belajar kan aku punya basic,” ujarnya.
Perjuangannya tidak berhenti di situ. Sebab hobi menggambar tidak serta menghasilkan uang. Setelah memutuskan resign dari pekerjaannya, dia mendaftar sebagai desain grafis dan diterima. Namun tidak berlangsung lama, hanya sekitar 10 bulan karena fokus sebagai ibu muda.
“Udah resign karena deadline jadi ga lanjut. Mereka senang desainku tapi setelah melahirkan 3 bulan aku gak bisa deadline. Lagipula aku pengen ngembangin gambarku kalau desain grafis kan bukan ilustrasi,” jelasnya.
Saat ini Rima tengah mengembangkan Martina’s Signature dan sudah menghasilkan beberapa karya. Diantaranya kaos dengan gambar desain yang unik lengkap dengan masker. Mulai September 2022 kemarin, Rima membuat outer dengan gambar ilustrasi. Setidaknya ada tiga tema yang dihadirkan yakni perempuan Bali, perempuan Mandalika, serta burung merak yang indah dan bersahaja layaknya gambaran perempuan.
“Aku pengen bikin outer yang bercerita. Dan orang yang pakai ikut cerita yang baik itu. Ikut tergugah, memberikan nilai-nilai menjadi bangga itu,” ujarnya.
Tidak disangka, outer buatan Rima banyak dipesan, baik dari Jogja maupun luar Jogja. Padahal Rima mengaku hanya menyiapkan tiga kardus saja. Namun karyanya diapresiasi banyak orang. Setidaknya puluhan orang sudah memesan dan siap didistribusikan.
“Lumayan padahal harga untuk di Jogja tergolong mahal. Tapi kok antusias. Termasuk mahal tapi aku berpegang teguh karena ini premium pasaran menengah gak kaleng-kaleng,” jelasnya.