Konten dari halaman ini Hari Suci Siwaratri yang Dipercaya Umatnya Sebagai Peleburan Dosa - Prokalteng

Hari Suci Siwaratri yang Dipercaya Umatnya Sebagai Peleburan Dosa

- Advertisement -

Siwaratri yang artinya peleburan kegelapan yang berasal dari dua kata yakni Siwa dan Ratri. Siwa merupakan manifestasi Tuhan yaitu Dewa Siwa yang berfungsi sebagai pelebur. Sedangkan, Ratri berarti malam atau kegelapan. Siwaratri diikuti tidak hanya umat Hindu saja melainkan penganut Hindu Kaharingan yang berada di Provinsi Kalteng turut merayakannya.

—————————–

Marini, Palangka Raya

Ditemani malam yang begitu hening  Jumat (21/1/2023) pukul 18.16 Wib, umat Hindu dan penganut kepercayaan Hindu Kaharingan merenungi dan menyesali kesalahan perbuatan dosa yang telah dilakukannya.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalteng, I Wayan Suata mengatakan bahwa merayakan Hari Raya Siwaratri dilakukan dengan tiga hal berdasarkan ajaran kitab Weda yakni Manobrata (berdiam diri dan tidak berbicara), Upawasa (tidak makan dan tidak minum), Jagra (berjaga atau tidak tidur).

"Hari Raya Siwaratri merupakan hari suci yang digunakan dalam rangka melakukan pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi dalam wujud Dewa Siwa, mengandung makna sebagai renungan suci atau malam pengampunan/peleburan dosa," ucapnya, Jumat (20/1/2022).

Terpisah, Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korwil Kalteng, Pinandita I Made Suparma menerangkan Hari Suci Siwaratri jatuh setahun sekali, berdasarkan kalender Isaka yaitu pada Purwaning Tilem atau Panglong ping 14 sasih kepitu bulan ke-7 dalam perhitungan kalender Bali sebelum bulan mati (tilem, red) dalam kalender Masehi jatuh setiap bulan Januari.

"Siwaratri memiliki makna khusus bagi umat Hindu karena pada saat itulah Sang Hyang Siwa beryoga, sehingga menjadi hari baik bagi umat untuk melakukan semedi berkaitan seperti kegiatan penyucian dan perlindungan diri serta melakukan pemujaan kepada Sang Hyang Siwa, " katanya.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Palangka Raya, I Made Sadiana mengungkapkan adanya kebersamaan terkhusus tahun ini tidak hanya umat Hindu Bali saja yang merayakannya, tetapi kepercayaan Hindu keharingan se-Kalimantan Tengah (Kalteng) terlebih lagi Kota Palangka Raya ikut berpartisipasi.

"Adanya kebersamaan antara umat beragama dalam melaksanakan Hari Suci Siwaratri ini, dan merupakan sebuah kehormatan manifestasi Tuhan yaitu Dewa Siwa yang berfungsi sebagai pelebur kegelapan untuk menuju Jalan terang," ujarnya.

Kemudian, Ketua Umum Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan (MBAHK) Kota Palangka Raya Walter, S Penyang menambahkan bahwa terkhususnya pada malam hari ini bertempat di Pura Pitamaha Palangka Raya, beralamat di Jalan kinibalu kota Palangka Raya, dirinya bersama 5 orang Basir melakukan persembahyangan di lokasi tersebut.

"Sekaligus perpaduan keberagaman kearifan lokal baik itu tradisi di Bali dan tradisi di tempat kita, saya pun sangat mengapresiasi perpaduan kedua agama ini sangat bagus sekali, dan saya harap hal tersebut perlu kita lestarikan karena sangat berdampak baik bagi generasi yang akan datang, " harapnya. 

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments