AKTOR kawakan Tio Pakusadewo mengungkapkan pengalaman spiritual saat menjalani masa tahanan kali kedua karena narkoba. Salah satunya bertemu dengan napi teroris pelaku bom Bali, Ali Imron. Tio sendiri bebas 2021 lalu.
Tio Pakusadewo mengatakan di kasus yang kedua, dirinya mendapati kejadian yang tidak akan dilupakannya yang menjadi satu titik baliknya untuk berhenti menggunakan narkoba.
“Pengalaman (kasus) kedua lebih spiritual. Itu yang gua bilang bisa melihat terang di tempat yang gelap. Karena gua belajar di Polda, ada yang datang mau ketemu gua
ternyata Ali Imron, napi teroris,” ujarnya di Podcast Deddy Corbuzier, Kamis (26/1/2023).
Pelaku bom Bali I yang divonis seumur hidup itu, ternyata mendatangi Tio Pakusadewo secara mendadak saat mereka satu penjara.
“Hari itu setiap dia datang gua pura-pura tidur, rupanya (dia) cuma mau ngobrol,” sebutnya. Tio yang tadinya tidak ingin ketemu, akhirnya tertarik bertatap muka dan ngobrol dengan Ali Imron, setelah ditanya soal mengaji.
“Dia nantangin gua begini, ‘pernah ngajii?’ (Tio jawab) ‘pernah, bisa tapi lupa’,” timpalnya.
Saat itu, Ali Imron menawarkan untuk mengajarkan Tio mengaji dua kali dengan keyakinan dua kali pertemuan bisa.
“(Kata Ali Imron) ‘Mau enggak saya ajarin dua kali aja sudah bisa (ngaji) lagi’. Belajarlah gua sama dia, benar-benar cuma dua kali pertemuan, gua bisa lagi ngaji, keren metodenya,” jelasnya.
Obrolan mereka semakin luas. “Itu yang buat gua mau ngobrol sama dia. Dia bilang tidak ada teroris di Indonesia ini yang punya barang bukti lebih besar dari saya selama ini, sejarah terorisme di Indonesia, barang bukti saya TNT 2 ton,” kenangnya.
“(Ali Imron bilang) ‘terus saya dengarnya sampean itu sudah lama, beda kiprahnya, sampean di dunia narkoba, anak-anak penjara sini sudah tahu, orang tahu saya ahli bom, sampen ahli bong (alat narkoba),” sambungnya.
Dari situ mereka semakin akrab, bahkan masih berhubungan baik sampai sekarang. Tio juga sudah bisa mengendalikan diri dalam penjara dengan segala persoalannya di kasus kedua.
“(kasus) yang kedua jauh lebih baik (pengalamannya). Tapi sudah enggak menggangu seperti yang pertama karena sudah tahu petanya, siapa yang diterima ngobrol panjang atau engak,”
sebutnya.
Dia mengaku sampai terjerat dua kali kasus narkoba karena frustasi. “Dimulai dengan fristasi, gua SMA sudah pakai, setelah menjalani kehidupan sesungguhnya dalam keluarga, gagal, enggak punya semangat untuk berbuat yang baik, sudahlah (lari) ke drugs aja,” ungkapnya penyebab narkoba kasus pertama yang divonis 9 bulan.
Lalu selepas keluar dari penjara, dia kena stroke plus parkinson yang membuat gemetar badannya. Ada temannya dokter yang menyerankan minum jus ganja dengan resep dokter. Namun, dia lakukan secara mandiri.
“Ada teman yang punya ganja bagus sini gua coba, karena kalau sudah tremor ganggu banget. Tiga kali minum jus ganja hilang tremornya. Gua simpanlah ganjanya di rumah, lagi di rumah enggak ngapa-ngapain datang polisi (lalu ditangkap dan divonis setahun),” ungkap Tio Pakusadewo.