Konten dari halaman ini Berkat Medsos, UMKM Adit Jaruk Binaan BRI Hasilkan Rp 2 Juta per Hari - Prokalteng

Berkat Medsos, UMKM Adit Jaruk Binaan BRI Hasilkan Rp 2 Juta per Hari

- Advertisement -

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Adit Capcin Jaruk binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mendapat penghasilan kotor sekitar Rp 2 juta perhari. Usaha milik Yolanda (37) ini memanfaatkan media sosial (medsos) facebook melalui grup forum jual beli untuk meningkatkan jumlah pembeli atau akun pribadinya.

UMKM ini beralamat di Jalan Mendawai dekat Pasar Kahayan, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya. Nama capcin sendiri sesuai dengan jualannya. Sambil menjual jaruk, ia juga menjual capcin atau cappuccino cincau.

Jaruk merupakan manisan buah yang dikenal masyarakat Banjar sebagai makanan tradisional. Berbagai menu jarukan yang dijual yakni Manisan Mangga Muda, Kedondong, Nanas dan Ramania.

Yolanda mengatakan, ide tersebut muncul ketika dirinya hobi membeli rujak. Ia sebelumnya bekerja di kontraktor salah satu perusahaan di Kalimantan Selatan (Kalsel). Bisnis yang digelutinya sendiri dimulai sejak tahun 2017.

“Jadi di Palangka Raya bingung ngapain lagi. Teringat melihat sambil bejalan di sini tidak ada orang yang menjual manisan mangga dan kedondong. Awalnya hanya mencoba jualan di toples sosis 20 ribuan,” ujarnya, Kamis (18/5).

Ibu beranak tiga ini memulai usahanya dari rumah. Sembari mengunggah jualannya di grup forum jual beli facebook, ia memasarkan produk yang dijualnya. Awal mula penghasilan pertamanya hanya mendapatkan Rp 120.000.

“Dulu, terjual 10 toples awal merintis, 6 toples hingga 15 toples. Sedangkan penghasilan kotor awal Rp 120.000,” ungkapnya.

Yolanda menerangkan, awal mula usahanya dikenal banyak orang sekitar 6 bulan sejak usahanya dimulai. Para pembeli sudah mulai mengenal usaha yang digelutinya.

“Selama ibu jualan penghasilan di facebook kotor itu sehari untuk manisan bisa dapat Rp 2 jutaan untuk manisan jaruk. Pembelinya dari Palangka Raya sampai luar kota, di Sampit, Kuala Kurun, Tewah, sampai  ke Lamandau,” jelasnya.

Para pembeli, diakuinya rata-rata dalam waktu sehari bisa sebanyak 130 bungkus. Para pembelinya pun bervariasi. Ada yang beli 6 bungkus, 5 bungkus, dan 1 bungkus.

Ia sendiri pun menjadi binaan BRI sejak 3 tahun yang lalu. Pertama kali ia menggunakan fasilitas BRI dengan pinjaman sekitar Rp 25 juta untuk pengembangan usahanya.

“Fasilitas dari BRI sangat membantu, dan saat ini masih menjadi binaan BRI,” tambahnya.

Dari usaha yang dijalaninya, Yolanda merasa terbantu untuk ekonomi keluarga. Usaha tersebut bisa membantu menopang ekonomi keluarga.

“Saat ini pemasaran medsos sangat membantu, jadi yang datang ke sini kebanyakan dari medsos,” tandasnya. (pri/hfz)

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments