PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO– Kualitas udara di Kota Palangkaraya mulai dikeluhkan masyarakat lantaran dinilai sudah cukup mengganggu kesehatan dan aktivitas warga. Selain karena polusi dari paparan asap kendaraan, kondisi menurunnya kualitas udara diperparah akibat dari kebakaran lahan gambut. Apalagi dengan kemarau yang panjang seperti tahun ini.
Seorang warga, Hengki Putra Sanjaya mengatakan kondisi kualitas udara yang buruk akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kali ini sudah mulai terasa, meskipun belum mengganggu jarak pandang.
“Ya, tercium bau menyengat dan sudah mulai mengganggu pernapasan. Khususnya ketika menjelang sore dan pagi hari seperti ini. Apalagi saya sering melaksanakan olahraga jogging. Walaupun secara kasat mata mulai terlihat asap tipis dan masih belum terlalu tebal,”ujarnya kepada Prokalteng.co, Sabtu (17/6/2023) pagi.
Sementara menurut pengakuan seorang petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangkaraya, Saiful, bahwa kualitas udara yang buruk diakibatkan dari asap karhutla akan terasa perih di mata dan bau menyengat. Ini diakuinya akan menganggu sistem pernafasan. Berbeda halnya dengan polusi udara dari kendaraan bermotor. Dia mengungkapkan kondisinya tidak terlalu menganggu.
“Kalau menurut saya apalagi sehari-hari sebagai petugas kebersihan di jalan, asap kendaraan bermotor dan asap karhutla ini serupa tapi tak sama. Namun, dampak yang paling mengganggu itu adalah asap karhutla karena terasa sekali terhadap tubuh. Apalagi saat beraktivitas di pagi hari seperti ini. Mungkin ini akibat dari karhutla yang telah terjadi beberapa hari ini,”ujarnya. (rin/hnd)