Konten dari halaman ini Ramai Usaha Es Teh Kekinian, Awas! Jangan Asal Minum - Prokalteng

Ramai Usaha Es Teh Kekinian, Awas! Jangan Asal Minum

- Advertisement -

PROKALTENG.COTeh sedang naik daun. Hampir di setiap pusat keramaian banyak dijumpai penjual teh kekinian. Ukuran besar dengan harga murah. Di balik kesegarannya, ada kekhawatiran dengan kandungan gula yang tinggi.

Agung, warga Genuk Baru, Kota Semarang merupakan salah satu pelanggan teh kekinian. Ketika haus, ia sering membeli es teh dalam kemasan cup tersebut. Cukup dengan Rp 3.000, dahaga terhapuskan.

“Adanya yang berjualan (teh) ini saya merasa terbantu mas, tidak perlu repot-repot membuat, tinggal beli saya sudah bisa menikmati,”  ujarnya.

Selain teh biasa, ada pula variasi yang digemari anak-anak muda saat ini. Ada beragam varian yang bisa dipilih mulai dari jenis thai tea, matcha, rasa buah, mint dan masih banyak varian lainnya. Tentu harganya sudah beda, bisa sampai belasan ribu rupiah bahkan lebih.

“Saya lebih suka yang original dengan takaran gula yang sedikit dan es yang banyak,” ujar Danu, penggemar teh kekinian lainnya.

Nilai Gizi

Kemudahan dan kenikmatan yang didapat terkadang tidak diimbangi dengan pengetahuan tentang nilai gizi.

Banyak pembeli yang tidak peduli, apakah kandungan gula dalam satu cup teh yang mereka konsumsi berlebih atau tidak. Yang penting enak dan haus hilang.

“Kalau minum ini saya sama sekali tidak meragukan sehat atau tidaknya mas, yang terpenting bagi saya, minuman ini menyegarkan dan bisa menghilangkan dahaga. Kesehatan, higienis itu nomor sekian mas,” ujar Robi salah seorang pembeli lainnya.

Teh bisa dikatakan sebagai minuman sejuta umat. Maraknya franchise minuman teh kekinian juga memunculkan bisnis bagi usahawan kecil. Saking banyaknya yang berjualan teh, sekarang bermunculan varian rasa dan merek.

Varian rasa dapat menjadi salah satu daya tarik dari ide penjualan minuman es teh ini. “Ada beberapa varian rasa mulai dari original, lemon tea, teh krampoel,” ujar salah satu penjual teh di wilayah Banjir Kanal Timur Sri Daryanti.

Ia tertarik berjualan teh kekinian karena memang diminati masyarakat. Meski mereka sebenarnya mampu membuat sendiri, tapi merasa lebih praktis dengan membeli. Apalagi ada berbagai varian teh yang bisa dipilih.

“Saya melihat ada peluang bisnis di sini, jadi saya ikutan untuk berjualan mas,” ujar Sri Daryanti.

Memang tidak semua penjual latah menyiapkan berbagai menu teh kekinian. Biasanya mereka penjual mandiri yang tidak terikat waralaba manapun.

“Saya jual es teh dengan 2 varian saja mas, es teh biasa sama lemon tea,” ujar Sutarman yang berjualan di Jalan Unta Raya.

Konsumsi Gula Hanya 50 Gram Sehari

Teh baik untuk kesehatan. Tapi konsumsi gula yang berlebih dalam teh malah bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Dosen Pangan dan Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang Arintina Rahayu menilai, sering mengonsumsi teh kekinian tidak baik bagi kesehatan.

Arin menjelaskan, standar maksimal untuk konsumsi gula hanya diperkenankan 50 gram dalam sehari.

“Dalam sisi kesehatan kurang bagus karena penggunaan gula yang cukup banyak. Salah satunya teh yang dijual dengan ukuran jumbo, karena ukuran jumbo pasti dituntut harus manis dan tentunya penggunaan gula cukup banyak,” katanya.

Jika dilihat dari segi kesehatan, teh sebenarnya mempunyai banyak manfaat. Salah satunya, teh mengandung katekin (antioksidan alami) tertinggi di dunia, serta terdapat kandungan kafein yang justru berdampak membantu mengurangi berat badan jika tidak dikonsumsi bersamaan dengan penggunaan gula.

“Alangkah baiknya seperti teh hijau, teh olong, dan teh hitam itu dikonsumsi tidak bersamaan dengan gula. Teh itu juga bisa merangsang mood sehingga kita bisa tenang dan berpikir fokus,” tambah Arin.

Mengonsumsi gula atau pemanis buatan dengan jangka panjang bisa berdampak serius bagi kesehatan. Salah satunya dapat terkena penyakit diabetes mellitus.

“Saran saya, diusahakan minum satu kali sehari saja. Misalkan pagi sudah minum susu atau kopi pakai gula, seharusnya nanti tidak minum pakai manis lagi dalam sehari itu kalau kita ingin menjaga pola makan sehat setiap hari,” tuturnya.

Dosen Ilmu Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang Ria Ambarwati menambahkan, tren teh kekinian bisa membantu perekonomian masyarakat.

Pontensi Penyakit 

Namun di sisi lain, terlalu banyak mengonsumsi teh kekinian juga tidak baik. Terlalu sering mengonsumsi teh dapat menyebabkan banyak penyakit seperti obesitas, diabetes, stroke, dan jantung koroner. Hal ini karena dalam satu cup teh terdapat kadar gula yang sangat tinggi.

“Sekarang, anak muda banyak yang terkena penyakit yang disebabkan oleh gula, seperti obesitas, diabetes, stroke, dan jantung koroner. Batasan asupan gula untuk tubuh seharusnya 50 gram gula per hari yang setara dengan 5-9 sendok teh,” jelas Ria.

Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh gula yaitu sosialisasi untuk memberikan pengertian tentang gizi seimbang dan slogan ‘isi piringku’.

Bukan mengonsumsi suatu obat untuk melawan gula, namun pola hidup kita yang seharusnya diubah. (mg9/mg10/mg11/mg12/mg13/ton/jpg/hnd)

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments