Ini 8 Dampak Pernikahan Tanpa Cinta, Harga Diri Menurun hingga Meningkatnya Kecemasan
PROKALTENG.CO – Ada beberapa kenyataan pahit dari pernikahan tanpa cinta. Mulai dari bangun setiap hari di samping seseorang yang tidak lagi memiliki rasa cinta dengan Anda hingga keheningan pagi yang dingin memicu jarak emosional antara Anda dengan pasangan.
Hubungan semacam ini tidak hanya meninggalkan luka emosional tetapi juga mengundang serangkaian konsekuensi yang memengaruhi setiap aspek kehidupan.
Memahami dampak pernikahan tanpa cinta sangat bagi bagi siapa pun yang mengalami situasi sulit ini. Sebab hal itu tidak hanya memengaruhi kebahagiaan pribadi tetapi juga kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan.
Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai beberapa dampak pernikahan tanpa cinta sebagaimana dilansir dari laman Marriage, Selasa (13/8) sebagai berikut :
Dalam pernikahan tanpa cinta, seseorang memang tampak dekat secara fisik dengan pasangannya tetapi merasa jauh secara emosional. Kesenjangan ini sering kali menyebabkan kesepian yang mendalam, dimana individu merasakan kurangnya hubungan dan pengertian dari pasangannya.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kesepian dalam pernikahan dapat sangat dipengaruhi oleh apakah seorang pasangan merasa dicintai dan dihargai dalam pernikahan mereka.
Hal ini bukan sekadar tentang kesendirian, ini adalah rasa sakit karena bersama seseorang yang tidak lagi berbagi keintiman emosional yang mengarah pada perasaan terisolasi dalam pernikahan.
Kurangnya dukungan emosional dan dukungan yang berkelanjutan dapat berdampak buruk pada harga diri seseorang. Ketika kasih sayang dan penghargaan tidak ada, individu sering kali mulai meragukan harga diri dan keinginan mereka sendiri.
Hal ini dapat berkembang menjadi perasaan tidak mampu dan tidak berharga yang tidak hanya memengaruhi hubungan pernikahan mereka tetapi juga interaksi professional dan sosial mereka.
Hidup dalam pernikahan yang tidak bahagia secara terus-menerus dapat memicu stres kronis yang dapat bermanifestasi sebagai kecemasan dan depresi.
Para ahli mengamati bahwa hubungan antara kecemasan dan kualitas hubungan bersifat dua arah yaitu kecemasan dapat menyebabkan memburuknya kualitas hubungan sedangkan kualitas hubungan yang buruk dapat menyebabkan memburuknya kecemasan.
Stres akibat pernikahan tanpa cinta tidak hanya memengaruhi kesehatan mental tetapi juga dapat berdampak fisik.
Stres kronis dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, melemahnya fungsi kekebalan tubuh dan banyak lagi.
Hal ini berarti bahwa rasa sakit emosional akibat pernikahan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seiring berjalannya waktu.
Orang-orang yang mengalami pernikahan yang tidak bahagia mungkin menarik diri dari teman-teman dan kegiatan sosial baik karena mereka merasa tidak dapat berhubungan dengan orang lain atau kurangnya energi dan minat.
Penarikan diri ini dapat menyebabkan isolasi, memperkuat perasaan kesepian, dan depresi sehingga berpotensi menghilangkan jaringan dukungan yang seharusnya dapat membantu mereka mengatasi masalah.
Bila kebutuhan emosional dan fisik tidak terpenuhi dalam pernikahan maka ada risiko lebih tinggi untuk mencari kepuasaan di luar pernikahan. Hal ini dapat menyebabkan perselingkuhan emosional atau fisik yang semakin memperumit pernikahan dan berpotensi menyebabkan kehancuran.
Berada dalam hubungan yang tidak memuaskan dapat menghabiskan banyak energi emosional sehingga tidak banyak yang tersisa untuk kegiatan pribadi pendidikan atau kemajuan karir.
Terhambatnya ini dapat memengaruhi rasa percaya diri dan kepuasan seseorang yang berujung penyesalan tentang kesempatan yang hilang dan potensi yang tidak terpenuhi.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa rasa kesal dapat berdampak besar pada cara orang memandang hubungan mereka dengan seseorang. Bagi pasangan, hal itu dapat menyebabkan penurunan kepuasan hubungan seiring berjalannya waktu.
Ketidakpuasan yang terus-menerus dalam pernikahan dapat menyebabkan kebencian yang mendalam terhadap pasangan. Kebencian ini berasal dari kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi, ketidaksetaraan yang dirasakan dalam hubungan atau kekesalan sehari-hari yang tidak terselesaikan. (pri/jawapos.com)