Antrean Panjang Pengisian Pertalite di Palangka Raya, Dampak Adaptasi Aplikasi MyPertamina

- Advertisement -

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Sejak diberlakukannya penggunaan aplikasi MyPertamina untuk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, seperti Pertalite, di Kota Palangka Raya, antrean panjang kembali terlihat di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Pemandangan tersebut memicu keluhan dari masyarakat, yang merasa bahwa penggunaan aplikasi ini justru memperlambat proses pengisian BBM, alih-alih mempermudahnya.

Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya, yang bertugas mengawasi distribusi BBM, menyatakan bahwa penerapan aplikasi MyPertamina merupakan langkah penting untuk memastikan subsidi BBM tepat sasaran.

Sekretaris DPKUKMP Kota Palangka Raya, Hadriansyah, menjelaskan bahwa sejak 1 September 2024, pembelian BBM bersubsidi di seluruh SPBU di kota ini wajib dilakukan melalui aplikasi tersebut.

“Tujuan utama penerapan MyPertamina adalah agar distribusi subsidi BBM lebih terkontrol, terutama bagi pemilik kendaraan roda dua dan empat yang berhak menerima subsidi. Kami mengimbau masyarakat untuk segera mendaftarkan kendaraan mereka melalui aplikasi ini,” kata Hadriansyah, Kamis (5/9/2024).

Meski aplikasi MyPertamina diharapkan mempermudah pengawasan, penerapan awal aturan ini memicu beragam reaksi. Antrean panjang di sejumlah SPBU mengindikasikan bahwa sebagian besar pengguna masih beradaptasi dengan proses baru ini. Beberapa warga mengeluhkan lambatnya proses pendaftaran serta penggunaan aplikasi di lokasi SPBU, yang menyebabkan peningkatan waktu tunggu pengisian BBM.

“Banyak masyarakat yang masih belajar menggunakan aplikasi ini, sehingga menambah waktu antrean. Namun, hal ini wajar mengingat aturan baru masih dalam tahap transisi,” ujar Hadriansyah.

Ia juga menekankan bahwa masyarakat tidak perlu panik atau melakukan pembelian BBM secara berlebihan. Menurut Hadriansyah, pasokan BBM di Kota Palangka Raya masih mencukupi dan tidak ada pengurangan suplai.

“Kami terus berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan pasokan BBM di daerah ini aman dan distribusi berjalan lancar,” tegasnya.

Selain itu, Hadriansyah menyampaikan bahwa penggunaan aplikasi MyPertamina juga bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan BBM bersubsidi. Pengawasan di setiap SPBU akan diperketat guna menghindari adanya oknum yang mencoba memanfaatkan situasi dengan menjual BBM subsidi kepada pihak yang tidak berhak.

“Alhamdulillah, meskipun antrean cukup panjang, pelayanan di SPBU berjalan lancar. Masyarakat perlu waktu untuk beradaptasi dengan aturan baru ini, tapi yang terpenting adalah subsidi BBM dapat disalurkan dengan tepat sasaran,” tambah Hadriansyah.

Hadriansyah berharap bahwa seiring berjalannya waktu, penerapan aplikasi MyPertamina dapat menciptakan sistem distribusi BBM yang lebih efisien, transparan, dan adil. Namun, ia juga mengingatkan bahwa semua pihak perlu bersabar selama masa transisi ini agar implementasi aplikasi tersebut berjalan dengan sukses.

Untuk membantu masyarakat beradaptasi, Hadriansyah mengungkapkan bahwa petugas MyPertamina di SPBU siap membantu proses pendaftaran dan penggunaan aplikasi, khususnya bagi warga yang belum terbiasa dengan teknologi digital. Dengan begitu, diharapkan kendala teknis yang memperlambat proses antrean bisa segera teratasi.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, di setiap SPBU sudah disediakan petugas yang siap membantu pendaftaran aplikasi. Kami mengerti proses adaptasi ini memerlukan waktu, namun kami yakin dalam waktu dekat semuanya akan berjalan lebih lancar,” pungkas Hadriansyah. (pri)

- Advertisement -
RELATED ARTICLES
- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments