10 Ungkapan Pria Saat Menyembunyikan Kemarahan, Nomor 3 Paling Sering Diucapkan

- Advertisement -

PROKALTENG.CO – Dalam budaya dan stereotip masyarakat, pria sering kali dianggap tidak mengekspresikan emosinya dengan mudah, terutama ketika sedang marah atau kecewa.

Banyak pria memilih untuk menyembunyikan perasaan sebenarnya, baik karena alasan sosial, pribadi, maupun emosional.

Namun, emosi yang terpendam ini sering kali muncul dalam bentuk frasa-frasa tertentu yang tampak netral atau tidak emosional, padahal menyimpan kemarahan atau frustrasi jauh di lubuk hati.

Menurut psikologi, frasa-frasa ini dapat memberikan petunjuk tentang keadaan emosional pria yang sebenarnya.

Dilansir dari Hack Spirit, terdapat 10 frasa yang sering digunakan pria ketika mereka marah atau kecewa tetapi tidak ingin menunjukkannya:

Frasa ini sering kali menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang salah, meskipun diucapkan dengan nada tenang.

Dalam konteks psikologi, pernyataan “Aku baik-baik saja” bisa menjadi bentuk mekanisme pertahanan, di mana pria mencoba menutupi emosi negatif yang ia rasakan.

Dia mungkin tidak ingin membuka diri atau merasa rentan, sehingga memilih untuk menjaga jarak dengan orang lain.

Pernyataan ini sering kali muncul ketika pria merasa frustrasi atau kesal, tetapi tidak ingin terlibat dalam konfrontasi.

Dalam banyak kasus, “Terserah kamu” sebenarnya adalah sinyal kemarahan pasif-agresif.

Alih-alih mengekspresikan kemarahan secara langsung, pria akan menggunakan frasa ini untuk menunjukkan bahwa mereka merasa tidak dihargai atau tidak didengarkan.

Ketika seorang pria berkata bahwa dia tidak peduli, ini mungkin menjadi pertanda bahwa dia sebenarnya merasa sangat peduli, tetapi tidak tahu cara mengekspresikannya.

Menurut psikologi, ini adalah salah satu cara pria melindungi dirinya dari kekecewaan atau penolakan. Mengatakan bahwa mereka tidak peduli adalah mekanisme untuk menjaga harga diri dan emosi mereka.

Frasa ini mirip dengan “Terserah kamu,” tetapi lebih menunjukkan sikap putus asa atau menyerah. Ketika seorang pria mengucapkan “Apa pun,” ini bisa menjadi tanda bahwa dia merasa tidak berdaya dalam situasi tersebut.

Dia mungkin merasa bahwa pendapat atau perasaannya tidak dihargai, sehingga memilih untuk tidak lagi mencoba mempengaruhi situasi.

Frasa ini sering kali digunakan untuk memotong pembicaraan tanpa benar-benar ingin berkomunikasi lebih lanjut.

Ketika seorang pria mengatakan “Ya, aku dengar kok,” dia mungkin merasa tertekan atau marah, tetapi tidak ingin melanjutkan diskusi.

Ini bisa menjadi tanda bahwa dia merasa tidak didengarkan atau dihargai, sehingga memilih untuk menutup komunikasi.

Permintaan untuk waktu sendiri mungkin terlihat wajar dan normal, tetapi dalam banyak kasus, ini adalah cara pria untuk menghindari konflik atau menekan emosi marah.

Pria yang marah mungkin merasa sulit untuk mengelola emosinya secara langsung, sehingga dia memilih untuk menyendiri dan menenangkan diri. Ini juga bisa menjadi tanda bahwa dia merasa kewalahan oleh situasi atau hubungannya.

Ketika seorang pria mengatakan bahwa sesuatu “nggak penting,” ini bisa berarti bahwa hal tersebut sebenarnya sangat penting baginya, tetapi dia tidak tahu cara untuk mengekspresikan kekesalannya.

Frasa ini menunjukkan bahwa pria tersebut mungkin merasa lelah atau frustrasi dengan situasi, tetapi tidak ingin terlibat lebih dalam karena khawatir hal itu akan memperburuk keadaan.

Frasa ini sering kali diucapkan untuk meyakinkan orang lain bahwa semuanya baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak demikian.

Dalam psikologi, pria cenderung menggunakan frasa ini sebagai cara untuk menghindari percakapan yang lebih mendalam tentang perasaan mereka.

Mereka mungkin merasa malu atau tidak nyaman untuk mengakui bahwa mereka sedang marah atau kecewa.

Frasa ini bisa menjadi bentuk kemarahan pasif-agresif. Ketika seorang pria merasa bahwa pendapat atau perasaannya tidak dihargai, dia mungkin mengucapkan “Lakukan saja sesukamu” sebagai tanda penyerahan diri.

Meskipun terdengar seolah-olah dia tidak peduli, kenyataannya dia mungkin merasa sangat marah karena merasa tidak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan.

Ketika seorang pria memilih untuk menunda pembicaraan, ini bisa menjadi tanda bahwa dia sedang merasa marah tetapi tidak ingin menunjukkannya.

Dalam beberapa kasus, pria mungkin merasa bahwa mereka tidak akan mampu mengendalikan emosi mereka jika percakapan terus berlanjut, sehingga mereka memilih untuk menundanya. Ini adalah cara mereka untuk menghindari konflik lebih lanjut. (pri/jawapos.com)

- Advertisement -
RELATED ARTICLES
- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments