JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin mengatakan industri kelapa sawit yang merupakan salah satu prioritas dari program hilirisasi industri itu diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor Indonesia.
Mengingat, kata politisi Dapil Kalimantan Tengah ini bilang bahwa pada tahun 2023, nilai ekonomi sektor perkelapasawitan, dari hulu hingga hilir, mencapai lebih dari Rp750 Triliun.
“Ini artinya industri kelapa sawit telah berkontribusi sekitar 3,5% terhadap PDB Nasional,” kata Mukhtarudin, Sabtu 14 September 2024.
Untuk itu, Anggota Komisi VII DPR RI ini berharap Kementerian Perindustrian terus berkomitmen mendukung program hilirisasi industri berbasis sumber daya alam dengan harapan terus diakselerasi pemerintah periode mendatang untuk turut menopang pertumbuhan ekonomi.
Karena, lanjut Mukhtarudin, program hilirisasi Sawit ini juga saya kira sejalan dengan upaya untuk mendorong sektor industri untuk berkontribusi pada upaya global pengurangan emisi gas rumah kaca melalui pencapaian Net Zero Emission (NZE) agar lebih cepat.
“DPR tentu berharap optimalkan potensi kelapa sawit sebagai salah satu solusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim, sekaligus menjaga keberlanjutan produksi dan menguntungkan perekonomian Indonesia,” pungkas Mukhtarudin.
TKKS Bernilai Tambah
Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika mengaku sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo, Kementerian Perindustrian pun dalam hal ini senantiasa konsisten mendukung penumbuhan industri hilir pengolahan sumber daya alam serta menciptakan industri hijau yang ramah lingkungan dan lestari berkelanjutan
“Salah satu upaya konkret adalah pemanfaatan produk samping tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi aneka produk hilir bernilai tambah tinggi,” ujar Putu pada Rabu 11 September.
Putu menyampaikan, pengolahan TKKS sebagai sumber daya industri menjadikan posisi TKKS naik kelas, dari yang semula dianggap sebagai limbah, menjadi produk samping yang mempunyai nilai ekonomis yang potensial.
Adapun Kemenperin di bawa pimpinan Agus Gumiwang Kartasasmita saat ini tengah menyusun peta jalan (roadmap) bertajuk “Sawit Indonesia Emas 2045.”
Menurut Agus, peta jalan ini diharapkan dapat mewujudkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan, mencakup semua aspek dari hulu hingga hilir, hingga tahun 2045.
Menperin Agus mengatakan Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan kelangsungan dan keberlanjutan sektor kelapa sawit di Indonesia, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi perekonomian dan lingkungan.
Agus mengaku sebagai komoditas yang paling siap mendukung pencapaian net zero emission pada sektor industri tahun 2050. Roadmap Sawit Indonesia Emas 2045 tersebut telah dirancang dengan fokus untuk mengeliminasi emisi karbon dalam industri nasional. (tim)