PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Dukungan kepada Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Willy Midel Yoseph dan Habib Ismail Bin Yahya, terus mengalir. Kali ini, dukungan datang dari relawan, simpatisan, organisasi masyarakat (ormas), serta warga Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya.
Dalam kegiatan yang digelar pada Selasa (17/09/2024) siang, di Kelurahan Pahandut, dilakukan ritual adat ‘Bahajat Eka Pasah Patahu’.
Ritual ini merupakan tradisi Dayak Ngaju sebagai bentuk pengakuan terhadap sosok pemimpin, dalam hal ini ditujukan untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah.
Ketua Umum DPP Betang Mandau Talawang Kalimantan Tengah (BMT-KT), Kristianto Diun Tunjang, menjelaskan bahwa ritual tersebut adalah bentuk dukungan penuh terhadap Willy-Habib.
“Ini adalah doa dan harapan masyarakat agar pasangan yang mengusung visi Kalteng HARMONIS (Harati, Amanah, Religius, Maju, Optimis, Nasionalis, Indah, dan Sejahtera) bisa sukses dalam Pilkada yang akan digelar 27 November 2024 mendatang,” ucap Kristianto.
Ia juga menambahkan bahwa acara ‘Bahajat’ selalu dilakukan oleh masyarakat Dayak ketika mendukung calon pemimpin.
“Kami melakukan Pasah Patahu sebagai wujud permohonan perlindungan dan restu dari leluhur agar harapan rakyat tercapai,” lanjutnya.
Kristianto menyebut pasangan Willy-Habib memiliki sosok yang tepat untuk memimpin Kalimantan Tengah. Menurutnya, visi HARMONIS mencerminkan kemampuan mereka untuk merangkul seluruh elemen masyarakat, tanpa memandang suku, agama, ataupun golongan.
“Harapan kami adalah agar pasangan Willy-Habib bisa merealisasikan apa yang menjadi keinginan masyarakat, terutama dalam pelestarian budaya lokal,” tegasnya.
Kristianto juga berharap pasangan dengan jargon “Tuh Iye” ini bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat Kalimantan Tengah, terutama dalam menjaga dan melestarikan budaya Dayak.
“Budaya lokal seperti rumah Betang dan adat istiadat sering kali terabaikan. Kami berharap Willy-Habib bisa memperjuangkan hal itu,” katanya.
Para pendukung juga menaruh harapan agar rumah Betang yang terbengkalai dapat kembali difungsikan sebagai pusat kegiatan dan pelestarian budaya. (tim)