JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Imbang) DPR RI Mukhtarudin mendorong sektor-sektor yang menjadi penopang pemajuan industri halal di tanah air dapat menjadi solusi meningkatkan potensi perekonomian yang berkelanjutan.
Mukhtarudin menyampaikan hal itu menanggapi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang menyebut industri halal menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru nasional.
Artinya, menurut Mukhtarudin, industri halal dalam negeri sangat potensial untuk dikembangkan, mengingat adanya peningkatan jumlah pengeluaran konsumen muslim yang mencapai 9,5 persen dari 2 triliun dolar AS pada 2021 menjadi 2,29 triliun dolar AS pada 2022.
Selain itu, Anggota Komisi VII DPR RI ini bilang populasi penduduk muslim di dunia juga diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5 persen pada puncak bonus demografi tahun 2030 nanti.
Apalagi, politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini mengatakan indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia, yang mencapai 235,6 juta jiwa.
Ini, lanjut Mukhtarudin, memiliki potensi pasar yang sangat menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia.
“DPR RI berharap industri halal di Indonesia bisa ditingkatkan dalam rangka mendorong berkembangnya ekosistem halal dan memperkuat daya saing produk nasional,” pungkas Mukhtarudin.
*Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru*
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pertumbuhan ekonomi syariah melalui industri halal harus mendominasi ekonomi nasional.
Agus memandang industri ini merupakan sumber mesin pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia.
“Hal ini dikarenakan ekonomi syariah memiliki andil terbesar dalam perekonomian nasional yakni 0,79 persen dari total pertumbuhan ekonomi 5,05 persen,” ujar Agus Gumiwang dalam sambutannya di acara Indonesia Halal Industry Awards 2024 pada Jumat, 27 September 2024 di Indonesia Convention Center (ICE) BSD Tangerang, Banten.
Agus mengatakan Industri halal juga semakin hari menunjukkan kinerja yang baik dan positif yang dibuktikan dengan pertumbuhan sektor halal value chain (HVC) yang tumbuh 1,94 persen (YoY) dengan sektor makanan dan minuman serta modest fashion yang masing-masing tumbuh sebesar 5,87 persen hingga 3,81 persen.
Agus Gumiwang menjelaskan ekonomi syariah dan industri halal memiliki potensi yang sangat besar. Merujuk pada data yang dirilis oleh State of the Global Islamic Report edisi 2023/2024, jumlah produksi halal di dunia diperkirakan akan mencapai US$ 2,4 triliun.
“Selain itu, Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life memprediksi jumlah populasi penduduk muslim di dunia akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5 persen dari total populasi dunia di tahun 2030,” kata Menperin.
Agus Gumiwang berujar peningkatan angka tersebut akan sejalan dengan pertumbuhan permintaan produk industri halal. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah populasi penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki potensi pasar yang sangat menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi syariah dan industri halal.
Saat ini, Indonesia menduduki posisi ketiga pada Global Islamic Economy Indicator dalam SGIER 2023/2024 yang dirilis oleh Dinar Standard. Peringkat ini naik satu tingkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, peringkat tersebut di bawah Malaysia yang menduduki peringkat pertama dan Saudi Arabia yang menduduki peringkat kedua.
“Posisi ketiga Indonesia. Sayangnya, masih berada di bawah Malaysia. Malaysia di posisi pertama, posisi kedua adalah Arab Saudi, dan kita posisi ketiga,” ujar Agus Gumiwang. ***