PROKALTENG.CO-Memperingati bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, warga turut bersuka cita. Seperti di Halaman Museum Lambung Mangkurat Kota Banjarbaru, ratusan masyarakat mengikuti prosesi Baayun Maulud, Kamis (3/9/2024).
Sebanyak 276 peserta terdiri dari 112 laki-laki dan 164 perempuan turut berpartisipasi dalam tradisi yang sarat akan nilai sejarah dan spiritual itu. Sepanjang acara diiringi lantunan selawat yang menggema di halaman Museum Lambung Mangkurat.
Tradisi baayun maulud ini tak hanya diikuti anak-anak, tetapi juga diikuti oleh orang dewasa hingga lansia. Peserta termuda, adalah seorang bayi berusia 1 bulan 12 hari bernama Zahra, dan peserta tertua, Hj Siti Syamsiah usia 76 tahun 10 bulan.
Ada pula peserta paling jauh, datang dari Kecamatan Sang-sanga Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). Salah seorang warga Banjarbaru Utara, Yuliana mengaku tak ingin melewatkan kesempatan istimewa ini. Terlebih, ini merupakan tradisi tahunan yang ia ikuti setiap bulan Maulid.
“Saya mengajak tiga anak saya dan saya sendiri untuk ikut Baayun Maulud,” ujar Yuliana yang juga jadi salah satu peserta Baayun Maulud.
Sebagai masyarakat Suku Banjar yang mendiami Kalsel, Yuliana mengakui sejak kecil dirinya telah ditanamkan secara turun temurun untuk ikut serta mengikuti tradisi Baayun Maulud ini.
“Kalau kita bernazar, kita berdoa semoga terkabul nazarnya, bernazar apa saja Insya Allah kabul,” yakinnya.
Pjs Wali Kota Banjarbaru, Nurliani yang hadir langsung di lokasi memaknai kegiatan tradisi Baayun Maulud tidak hanya sebagai bentuk rasa syukur dan cinta atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Tetapi sebagai upaya melestarikan nilai dan budaya yang telah diwariskan turun temurun di Kalimantan Selatan.
“Dengan adanya Baayun Maulud ini, kita mengharapkan masyarakat tetap melestarikan nilai dan budaya yang sudah ada,” ujar Nurliani.
Disamping itu, Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor memaknai tradisi Baayun Mulud ini dengan harapan anak-anak yang mengikuti tradisi ini nantinya bisa memiliki akhlak mulia seperti yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.
“Baayun maulid adalah sebuah tradisi, sebuah kebudayaan yang patut dilestarikan. Selain itu, bagi kaum muslin, kita dan anak-anak kita harus meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW,” ujar Paman Birin.
“Semoga kegiatan ini melegenda seperti museum Lambung Mangkurat yang legendaris,” tuntasnya. (jpg)