JAKARTA – Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin berharap tren deflasi atau penurunan harga meluas sebaiknya harus sama-sama dikendalikan agar tidak merugikan semua pihak.
Namun, menurut Mukhtarudin, perekonomian nasional secara keseluruhan tetap bergerak dengan baik meski tren deflasi telah berlangsung selama lima bulan berturut-turut.
“Ya, kita tentu melihat indikator ekonomi tetap bergerak positif. Misalnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2024 yang meningkat menjadi 124,4 dari 123,4 pada bulan sebelumnya,” tandas Mukhtarudin, Senin 7 Oktober 2024.
Sementara, politisi Dapil Kalimantan Tengah ini bilang posisi cadangan devisa Indonesia juga mengalami peningkatan pada akhir Agustus 2024, yakni menjadi 150,2 miliar dolar AS dari 145,4 miliar dolar AS pada akhir Juli 2024.
“Artinya, berkaca dari hal itu jika ekonomi tak bergerak maka tentu cadangan devisa tidak bertambah,” ungkap Mukhtarudin.
Kendati demikian, Mukharudin berharap pemerintah ke depannya dapat mengontrol kenaikan harga komoditas, sehingga dapat meredam kenaikan inflasi maupun deflasi yang tentu diharapkan tetap stabil.
“DPR berharap pemerintah kendalikan inflasi dan dorong sektor manufaktur untuk menjaga daya beli masyarakat,” pungkas Mukhtarudin.
Tren Deflasi Dipengaruhi Banyaknya Barang Impor
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan dari sisi kacamata industri, penurunan harga yang meluas (deflasi) yang terjadi selama lima bulan beruntun sejak Mei hingga September 2024 didorong oleh banyaknya barang impor.
Agus mengatakan penurunan harga secara umum tersebut terjadi mengingat suplai barang dari luar negeri banyak yang masuk ke pasar domestik.
“Deflasi karena banyak barang impor, sehingga karena kalau suplainya banyak apalagi dari impor kan pasti mempengaruhi deflasi,” kata Menperin Agus.
Agus berharap dengan dibatasinya produk impor murah yang masuk ke pasar domestik bisa menjadi solusi untuk menaikkan harga produk manufaktur, karena hal tersebut bisa meningkatkan permintaan produksi.
Apabila permintaan produksi naik, akan memberikan dampak berkelanjutan berupa keberanian pelaku industri untuk menyerap tenaga kerja baru.
“Kalau ada tenaga kerja baru yang terserap, dan kemudian ada insentif tambahan, maka rumah tangga akan meningkat pendapatannya,” pungkas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (tim)