Mengapa Jerawat Tetap Muncul pada Lansia, Lima Alasan yang Perlu Anda Ketahui

- Advertisement -

PROKALTENG.CO – Jerawat sering kali dianggap sebagai masalah kulit yang hanya dialami oleh remaja, namun kenyataannya, jerawat juga dapat muncul pada orang-orang yang lebih tua. Banyak yang beranggapan bahwa seiring bertambahnya usia, masalah jerawat akan hilang dengan sendirinya. Namun, fakta menunjukkan bahwa lansia juga berisiko mengalami jerawat akibat berbagai faktor yang sering kali tidak disadari.

Artikel ini akan membahas beberapa alasan utama mengapa jerawat masih muncul pada lansia dan bagaimana cara mengatasinya agar kulit tetap sehat dan terawat. Dilansir dari Gris World Care dan Exposed Skincare, berikut adalah lima alasan munculnya jerawat pada lansia yang perlu Anda ketahui.

Seiring bertambahnya usia, kulit mengalami berbagai perubahan alami. Salah satu perubahan utama adalah peningkatan produksi sebum atau minyak alami, yang dapat menyebabkan pori-pori tersumbat dan memicu timbulnya jerawat. Selain itu, proses pergantian sel kulit juga melambat, sehingga sel-sel kulit mati cenderung menumpuk di permukaan kulit.

Hal ini membuat kulit menjadi lebih rentan terhadap masalah kulit seperti jerawat. Di usia yang lebih tua, kulit juga tidak merespons stres dengan baik, sehingga pemulihan dari jerawat memerlukan waktu lebih lama. Mengelola stres dan menjaga kebersihan kulit menjadi sangat penting untuk mengatasi masalah ini.

Saat menua, tubuh mengalami perubahan hormon yang signifikan. Pada perempuan, perubahan hormon sering terjadi saat hamil, menjelang menopause, atau selama menopause. Ketika hormon berubah drastis, produksi minyak di kulit bisa meningkat, sehingga menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Jerawat akibat perubahan hormon pada masa menopause sering kali sulit diatasi hanya dengan obat atau pembersih yang dijual bebas, sehingga konsultasi dengan dokter kulit sering kali diperlukan.

Stres adalah penyebab utama berbagai masalah kesehatan, termasuk jerawat. Ketika stres, tubuh memproduksi lebih banyak hormon kortisol yang memicu produksi minyak berlebih di kulit. Untuk mengatasi jerawat yang disebabkan oleh stres, penting untuk mengelola stres dengan baik. Metode seperti latihan pernapasan, yoga, dan menjaga pola tidur yang konsisten dapat membantu meredakan stres dan memberikan efek relaksasi yang mendalam.

Beberapa obat untuk mengobati penyakit tertentu dapat memicu jerawat sebagai efek samping. Misalnya, obat antidepresan dan kemoterapi sering kali memiliki efek samping berupa jerawat. Jika Anda mencurigai obat yang Anda konsumsi sebagai penyebab jerawat, jangan menghentikannya tanpa konsultasi dokter. Catat gejala jerawat yang Anda alami dan bicarakan dengan dokter pada kunjungan berikutnya.

Seiring bertambahnya usia, kulit kita bereaksi berbeda terhadap produk perawatan. Sampo, sabun, dan pelembap yang dulu cocok digunakan, mungkin justru menimbulkan masalah seperti jerawat. Penting untuk memilih produk yang sesuai dengan jenis kulit yang berubah akibat penuaan. Carilah produk yang berlabel “bebas minyak” dan “non-komedogenik” untuk mencegah masalah kulit lebih lanjut. Jika kulit menunjukkan reaksi negatif terhadap produk yang telah lama digunakan, mungkin saatnya untuk mengganti dengan produk yang lebih ramah bagi kulit dewasa.

Dengan memahami penyebab jerawat pada lansia dan cara mengatasinya, Anda dapat menjaga kesehatan kulit dan mencegah munculnya masalah jerawat yang tidak diinginkan. (pri/jawapos.com)

- Advertisement -
RELATED ARTICLES
- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments