Tanda Pasanganmu Diam-Diam Stalking Mantan Pacarmu di Media Sosial

- Advertisement -

Media sosial terkadang bisa menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh, contohnya ketika mengabaikan orang disampingnya dan sibuk chating atau ngobrol dengan orang lain di handphone.

Media sosial juga memudahkan kita untuk melacak orang yang tidak dikenal tapi ada sangkutannya dengan masa lalu pasangan kita, hal ini sering dilakukan hanya ingin memastikan atau membandingkan mantan pacar pasangan dan dirinya saat ini. Tapi hal ini perlu kamu waspadai untuk kesehatan hubungan.

Melansir dari laman Ge Editing pada (30/10), inilah 8 tanda pasanganmu diam-diam stalking mantan pacarmu di media sosial, menurut psikologi :

Kita semua memiliki keinginan alami untuk mengetahui banyak hal tentang masa lalu, termasuk dia yang pernah hadir di hati pasanganmu sekarang. Ini adalah sifat yang mungkin berbahaya dan jika dibiarkan akan timbul obsesi tidak sehat.Penting untuk dipahami bahwa perilaku ini melampaui rasa ingin tahu yang sewajarnya ketika menjadi kebiasaan dan memengaruhi kesehatan emosional hubungan.

Percaya atau tidak, orang yang biasa stalking mantan pacar dari pasangannya saat ini di media sosial ternyata punya empati yang tinggi tapi dapat mengaburkaan batas antara kekhawatiran dan obsesi.

Hal ini dapat membuat pasanganmu melupakan batasan yang seharusnya ada diantara kamu dan mantannya, sehingga dapat menimbulkan keterikatan emosional yang membebani hubungan kalian saat ini.

Orang-orang yang secara rutin stalking mantan pacar dari pasangannya saat ini di media sosial mungkin memiliki rasa takut akan ditinggalkan atau digantikan.

Misalnya, pasanganmu mungkin secara obsesif mengamati postingan mantan pacarmu untuk mencari tanda-tanda bahwa dia mungkin lebih bahagia atau lebih baik. Alternatifnya, pasanganmu mungkin berfokus pada kekurangan atau kegagalan sang mantan sebagai cara untuk meningkatkan harga diri.

Rasa takut ditinggalkan dapat menciptakan siklus kecemasan dan keterpaksaan yang sulit untuk dilepaskan. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketakutan ini dapat berasal dari pengalaman masa kecil atau hubungan masa lalu disaat individu merasa hal yang sama.

Inti dari semua ini, stalking mantan pacar dari pasangannya saat ini secara diam-diam di media sosial bisa menjadi upaya mencari validasi. Ini mungkin tampak membingungkan, tetapi ini hanyalah cara lain orang mencoba meyakinkan diri mereka sendiri.

Siklus mencari validasi ini bisa menguras tenaga dan tidak benar-benar menyelesaikan masalah ketidakamanan atau harga diri yang mendasarinya. Validasi sejati datang dari dalam, dan tidak ada perbandingan yang berkaitan dengan mantan.

Kita semua mendambakan hubungan yang mendalam dan bermakna – ini adalah bagian dari kemanusiaan. Terkadang, keinginan tersebut bisa membuat orang tetap mempertahankan hubungan masa lalu, meski hanya melalui media sosial.

Hubungan ini mungkin tampak tidak berbahaya, tapi dapat membuat mereka tetap terikat secara emosional pada hubungan yang telah berakhir. Pada kenyataannya, kita semua pernah mengalami hal tersebut.

Meskipun hubungan di masa lalu adalah bagian dari kisah kita, hal tersebut tidak boleh menghalangi untuk sepenuhnya menerima masa kini atau masa depan. Daripada bergantung pada koneksi masa lalu, jauh lebih sehat untuk berinvestasi secara emosional di sini dan saat ini.

Bagi sebagian orang, tindakan stalking mantan pacar dari pasangannya saat ini di media sosial merupakan cerminan perjuangan mereka untuk mendapatkan kedekatan. Pengawasan online yang terus-menerus ini menjadi penghalang baginya untuk menerima masa kini dan menerima hubungannya sepenuhnya.

Jujur saja, terus-menerus menguntit mantan pacar pasangan saat ini di media sosial menunjukkan satu hal yang jelas yakni kurangnya kepercayaan.

Kepercayaan adalah tombak dalam hubungan apapun. Tanpanya, kamu dan pasangan akan menghadapi kecemasan, kebencian, dan banyak drama yang tidak perlu.

Saatnya melakukan percakapan jujur tentang kepercayaan, jika kita ingin hubungan berkembang maka perlu melepaskan masa lalu dan fokus membangun landasan kepercayaan dan rasa hormat yang kuat di masa kini.

Terakhir, kurangnya kesadaran diri memainkan peran penting dalam alasan beberapa orang secara kompulsif menelusuri profil media sosial mantan pacar dari pasangannya.

Ketika seseorang kurang memiliki kesadaran diri, mereka sering kali tidak menyadari rasa tidak aman atau ketakutan yang mendorong perilaku ini. Mereka hanya fokus pada perasaan yang belum terselesaikan seperti kecemburuan atau keraguan diri.

Hal ini dapat menciptakan lingkaran umpan balik disaat mereka terpaku untuk membandingkan diri dengan mantan, tanpa menyadari bahwa emosi merekalah yang memicu rasa ingin tahu ini.

Mengutip dari laman Dosen Psikologi, sebaiknya kamu ubah pandangan tersebut, hargai diri sendiri, dan cobalah untuk mencari kesibukan lain. Karena perilaku ini hanya membuang-buang waktu yang pada akhirnya membuat tidak puas pada hubunganmu saat ini.(jpc)

- Advertisement -
RELATED ARTICLES
- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments