Di zaman di mana perangkat digital telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari kita, tantangan dalam mengelola waktu anak-anak di depan layar menjadi semakin sulit.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dapat menghabiskan hingga delapan jam sehari di depan layar dan menyerap semua informasi pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Dilansir dari Times of India, data penggunaan digital memfokuskan bahwa anak-anak kita menghabiskan sebagian besar waktu mereka terjebak dalam dunia digital, seringkali mereka mengorbankan kegiatan perkembangan penting lainnya.
Namun, makna sebenarnya dari masalah ini tidak terletak pada durasi penggunaan, tetapi pada dampak besar yang dapat ditimbulkan oleh kecanduan digital pada proses-proses rumit dan formatif yang berlangsung dalam otak yang sedang berkembang.
Saat anak-anak dan remaja menjalani tahun-tahun kritis kematangan emosional dan sosial mereka, jalur-jalur saraf mereka mengalami perubahan yang cepat. Khususnya, pada usia-usia pra-remaja yang ditandai oleh lonjakan reseptor untuk dopamin.
Neurotransmitter ‘rasa senang’, di bagian otak tertentu yang dikenal sebagai ventral striatum. Pengertian neurologis ini membuat anak-anak sangat rentan terhadap daya tarik validasi sosial, termasuk perhatian dan persetujuan teman-teman mereka. Ini bisa terjadi ketika anak-anak terus melihat layar digital, yaitu sebuah dinamika yang secara sadar di eksploitasi oleh platform media sosial.
Bahaya kecanduan digital
Ketika anak-anak dan remaja semakin beralih ke perangkat digital untuk hiburan, koneksi, dan validasi, mereka menjadi rentan terhadap efek buruk kecanduan digital. Banyak penelitian telah mengaitkan waktu layar yang berlebihan dengan sejumlah masalah.
Ini termasuk rentang perhatian yang berkurang, gangguan keterampilan sosial, peningkatan kecemasan, dan depresi, serta bahkan perubahan yang dapat diamati dalam struktur dan fungsi dalam otak.
Mengarahkan penggunaan digital
Seorang psikolog Sonali Gupta menjelaskan bahwa dalam menghadapi tantangan yang berat ini, orang tua merasa dipercayakan dengan tanggung jawab penting untuk mengarahkan penggunaan digital dan memberdayakan anak-anak mereka untuk menjalin hubungan yang sehat dengan teknologi.
Meskipun tugas tersebut mungkin tampak berat, ada beberapa strategi praktis yang dapat digunakan orang tua untuk mengurangi resiko dan menumbuhkan pengalaman digital yang lebih seimbang.
Menetapkan batasan
Menetapkan batasan yang jelas dan konsisten seputar penggunaan perangkat digital merupakan strategi awal yang mendasar. Para ahli menyarankan agar anak-anak tidak boleh terpapar layar sebelum usia lima tahun.
Setelah itu, waktu penggunaan digital harus dipantau secara cermat untuk memastikan bahwa mereka mengkonsumsi konten yang sesuai dengan usianya. Menonton program edukasi merupakan cara yang baik untuk memastikan bahwa hiburan diimbangi dengan pembelajaran.
Merekomendasikan kegiatan alternatif
Komponen penting lain dari mengarahkan ini adalah merekomendasikan kegiatan alternatif yang memfasilitasi perkembangan fisik, sosial, dan emosional anak-anak. Mendorong permainan di luar ruangan, latihan fisik, dan interaksi dengan teman seusianya.
Ini dapat membantu mengimbangi daya tarik gangguan digital dan memelihara keterampilan hidup penting yang seringkali dibayangi oleh waktu penggunaan digital yang berlebihan.
Melibatkan Pendidikan
Keterlibatan dalam bidang pendidikan juga penting. Orang tua harus secara cermat memilih konten dan aplikasi digital yang dikonsumsi anak-anak mereka, memastikan bahwa konten dan aplikasi tersebut sesuai dengan perkembangan dan merangsang kecerdasan.
Dengan mengambil peran aktif dalam pengalaman digital anak-anak mereka, orang tua dapat membantu membentuk hubungan yang lebih konstruktif dan memperkaya dengan teknologi.
Komunikasi terbuka
Komunikasi terbuka adalah strategi penting lainnya. dialog rutin tentang konten dan konteks aktivitas digital dapat memberikan wawasan berharga dan membangun kepercayaan, sehingga orang tua dapat membimbing anak-anak mereka menggunakan digital lebih sehat.
Memanfaatkan teknologi dengan tanggung jawab
Terakhir, melakukan kontrol kebiasaan anak-anak terhadap perangkat digital, seperti pemantauan yang bijaksana dapat menjadi langkah yang bermanfaat, tetapi penting untuk mencapai keseimbangan yang baik antara mendisiplinkan dan menjaga kepercayaan.
Pemantauan yang terlalu mengganggu dapat menjadi boomerang tersendiri, jadi penting untuk menemukan pendekatan yang menghormati privasi anak-anak sambil tetap memberikan perlindungan yang diperlukan.(jpc)