Orang tua atau kerabat yang sering mengunggah foto anak-anak di media sosial biasanya memiliki berbagai alasan dan karakteristik.Berdasarkan sudut pandang psikologi, ada beberapa tipe kepribadian umum yang sering ditemukan pada mereka yang suka membagikan foto anak-anak.
Meskipun motivasi di balik tindakan ini bervariasi, beberapa pola perilaku cenderung mendominasi.Dilansir dari Geediting pada Sabtu (2/11). terdapat delapan kepribadian utama yang mungkin menjelaskan alasan di balik fenomena tersebut:
Orang tua yang termasuk dalam tipe ini merasa memiliki kebutuhan kuat untuk mendokumentasikan setiap momen kehidupan anak mereka.Mereka merasa bahwa setiap perkembangan atau pengalaman anak perlu diabadikan dan dibagikan kepada dunia.
Dalam psikologi, perilaku ini bisa berkaitan dengan keinginan untuk menghargai waktu dan memastikan bahwa kenangan ini tidak hilang seiring berjalannya waktu.Pada akhirnya, tujuan utama mereka adalah menciptakan “album kenangan digital” yang bisa dikenang oleh keluarga besar dan teman-teman dekat.
Orang-orang yang sering membagikan foto anak-anak mereka di media sosial mungkin merasa membutuhkan dukungan atau validasi dari lingkungannya.Sebagai orang tua, mereka mungkin menghadapi tantangan baru atau membutuhkan saran.
Berbagi foto anak-anak adalah cara untuk mengundang interaksi dan menerima dukungan moral dari teman atau anggota keluarga.
Menurut psikologi sosial, individu dengan tipe ini mungkin lebih terbuka terhadap pengaruh sosial dan memiliki ikatan emosional yang kuat dengan orang lain, yang bisa membantu mereka merasa lebih nyaman dengan peran sebagai orang tua.
Dalam beberapa kasus, orang tua mengunggah foto anak-anak untuk menghibur orang lain atau memberikan kesenangan di media sosial.Anak-anak, dengan tingkah lucu atau keluguan mereka, sering kali menjadi sumber hiburan yang menyenangkan.
Orang tua dengan tipe kepribadian penghibur memiliki keinginan untuk menyebarkan kebahagiaan kepada teman-temannya, dan media sosial memberi mereka ruang untuk itu.Mereka cenderung berorientasi pada hubungan sosial dan menikmati interaksi yang hangat dan positif dari orang lain.
Ada orang tua yang menganggap foto anak-anak sebagai bagian dari citra ideal keluarga.Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mampu menciptakan lingkungan keluarga yang sempurna dan bahagia.
Dalam psikologi, orang dengan tipe perfeksionis ini biasanya memiliki standar tinggi terhadap diri sendiri dan lingkungan mereka.
Mereka ingin anak-anak mereka tampil rapi, bersih, dan terlihat ideal. Foto-foto ini menjadi representasi visual dari kehidupan yang mereka inginkan dan diinginkan oleh orang lain untuk melihatnya.
Tipe kepribadian ini berorientasi pada perbandingan sosial. Orang tua yang kompetitif mungkin merasa perlu menunjukkan kelebihan anak mereka, entah itu pencapaian akademis, bakat, atau bahkan penampilan.
Menurut teori perbandingan sosial, mereka cenderung mencari validasi melalui pengakuan orang lain.
Mengunggah foto anak-anak di media sosial adalah salah satu cara untuk menunjukkan prestasi atau keunggulan mereka sebagai orang tua, sekaligus merayakan kebanggaan atas pencapaian sang anak.
Beberapa orang tua melihat anak-anak mereka sebagai perpanjangan dari identitas mereka sendiri.Tipe pelindung atau proyeksi identitas ini merasa bahwa pencapaian atau tampilan anak mencerminkan diri mereka.
Mereka ingin membagikan momen anak-anak untuk menunjukkan bahwa mereka adalah orang tua yang baik atau untuk menunjukkan nilai-nilai keluarga.
Dalam psikologi, ini bisa disebut sebagai proyeksi identitas, di mana orang tua merasa bahwa identitas mereka dapat direpresentasikan melalui penampilan atau perilaku anak-anak mereka.
Tipe eksibisionis mungkin terdengar negatif, tetapi pada intinya, mereka adalah orang-orang yang suka mendapatkan perhatian.Orang tua yang memiliki kecenderungan eksibisionis menikmati perhatian dan pengakuan sosial yang datang dari mengunggah foto anak-anak.
Anak-anak menjadi media untuk mengekspresikan diri dan mendapatkan respons dari lingkungan sosial.Dalam konteks psikologi, individu eksibisionis biasanya memiliki tingkat kebutuhan validasi eksternal yang tinggi dan merasa puas ketika mendapatkan perhatian dan pujian dari orang lain.
Sebagian orang tua yang suka mengunggah foto anak-anak mungkin merasa bahwa mereka memiliki sesuatu yang bisa menginspirasi orang lain.Mereka ingin menunjukkan kepada dunia betapa bahagianya menjadi orang tua atau berbagi pelajaran hidup dari pengalaman bersama anak-anak.
Foto-foto yang dibagikan biasanya memuat pesan positif atau momen kebersamaan yang hangat.Psikologi sosial menyebut tipe ini sebagai motivator atau influencer, yang memiliki kecenderungan untuk menyebarkan kebaikan dan inspirasi kepada orang lain.
Kesimpulan
Pada akhirnya, orang tua yang membanjiri media sosial dengan foto anak-anak mereka memiliki berbagai kepribadian dan motivasi yang berbeda.Beberapa melakukan ini untuk mencari dukungan, beberapa untuk hiburan, dan yang lain sebagai cara untuk menunjukkan identitas atau kebanggaan mereka sebagai orang tua.
Apa pun alasannya, fenomena ini mencerminkan kompleksitas dan kedalaman emosi serta hubungan orang tua terhadap anak-anak mereka.Dengan memahami berbagai tipe kepribadian ini, kita bisa lebih bijaksana dalam melihat perilaku orang tua di media sosial, dan mungkin lebih memahami bahwa di balik setiap unggahan, terdapat cerita dan perasaan yang berbeda-beda.(jpc)