Dalam era digital, komunikasi melalui pesan teks menjadi bagian penting dalam hubungan sosial kita.Bagi sebagian orang, tidak mendapatkan balasan dari pesan yang mereka kirim bisa memunculkan kecemasan yang mendalam.
Sebenarnya, ini adalah bentuk dari text anxiety atau kecemasan yang muncul saat seseorang merasa tidak nyaman, cemas, atau terlalu khawatir ketika pesan mereka tidak direspons.
Perasaan ini sering kali muncul karena faktor psikologis tertentu yang sangat mempengaruhi kepribadian dan cara berpikir seseorang.Dilansir dari Geediting pada Minggu (3/11), terdapat sembilan sifat yang biasanya ditemukan pada orang-orang yang merasa cemas ketika teks mereka tidak dibalas:
Orang yang cemas ketika pesan mereka tidak dibalas biasanya memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap penolakan.Mereka sering kali cenderung merasa tidak diterima atau diabaikan ketika tidak mendapat balasan, meskipun alasan di balik keterlambatan balasan itu mungkin sangat wajar.Rasa takut terhadap penolakan ini bisa membuat mereka berpikir berlebihan dan menciptakan asumsi negatif.
Salah satu ciri paling umum adalah kecenderungan untuk overthinking atau berpikir terlalu dalam tentang situasi yang sebenarnya sederhana.Misalnya, mereka mungkin mulai memikirkan alasan-alasan mengapa pesan mereka tidak dibalas, mengkhawatirkan apakah mereka salah bicara, atau menduga-duga apakah orang lain marah atau kecewa pada mereka.Padahal, tidak dibalasnya pesan bisa jadi hanya karena orang lain sibuk atau sedang offline.
Orang yang sering merasa cemas karena pesan yang tidak dibalas sering kali memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah.Mereka merasa bahwa balasan dari orang lain adalah bentuk validasi atas eksistensi mereka.
Akibatnya, tidak mendapatkan balasan bisa membuat mereka merasa tidak berharga atau bahkan meragukan diri mereka sendiri.
Banyak dari mereka yang mengalami kecemasan ini cenderung memiliki pola pikir ekstrem, seperti “semua atau tidak sama sekali”.Mereka mungkin berpikir bahwa jika seseorang tidak segera membalas pesan mereka, itu berarti orang tersebut tidak peduli atau tidak menghargai mereka sama sekali.Pola pikir seperti ini dapat mengarah pada asumsi negatif yang memperburuk perasaan cemas.
Orang dengan kecenderungan cemas terhadap pesan yang tidak dibalas sering kali adalah seorang perfeksionis dalam hubungan sosial mereka.Mereka ingin setiap komunikasi berjalan dengan sempurna dan direspon dengan segera.
Mereka cenderung mengevaluasi segala tindakan dalam hubungan sosial dan ingin segala sesuatunya “sempurna”, sehingga ketika tidak mendapatkan respon, mereka merasa hubungannya tidak berjalan sesuai ekspektasi.
Mereka yang sering merasa cemas jika pesannya tidak dibalas biasanya sangat tergantung pada persetujuan atau validasi dari orang lain.Balasan pesan bagi mereka adalah bentuk dukungan dan persetujuan sosial yang sangat penting untuk membangun rasa aman dalam diri. Ketika tidak mendapat balasan, rasa aman itu bisa goyah, menyebabkan perasaan cemas yang intens.
Dalam psikologi, ada istilah yang dikenal sebagai attachment style, atau gaya keterikatan.Orang dengan attachment style yang cemas cenderung merasa tidak aman dalam hubungan mereka dan terus-menerus mencari kepastian dari orang lain.
Ketika pesan mereka tidak segera dijawab, mereka akan merasa khawatir bahwa hubungan tersebut sedang bermasalah atau akan berakhir.Gaya keterikatan ini biasanya terbentuk sejak masa kanak-kanak dan dapat terbawa hingga dewasa.
Kecemasan ini sering kali diperburuk oleh FOMO, atau rasa takut kehilangan momen penting dalam komunikasi.Mereka merasa jika pesan tidak segera dibalas, mereka mungkin melewatkan informasi atau kesempatan tertentu.Ketakutan ini mendorong mereka untuk terus memantau ponsel mereka, merasa cemas, dan memikirkan skenario-skenario yang sebenarnya tidak terjadi.
Orang yang merasa cemas ketika pesan mereka tidak dibalas juga sering kali memiliki kebiasaan untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.Mereka mungkin bertanya-tanya apakah orang lain mendapat balasan lebih cepat atau dianggap lebih penting oleh penerima pesan.
Kebiasaan membandingkan ini hanya memperparah kecemasan dan merusak kepercayaan diri mereka sendiri.
Mengatasi Kecemasan terhadap Pesan yang Tidak Dibalas
Mengelola kecemasan ini bisa menjadi tantangan, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Beberapa cara yang bisa dicoba antara lain adalah: Sadari Pola Pikir Berlebihan: Saat merasa cemas, coba renungkan apakah asumsi yang dibuat masuk akal.Sadari bahwa tidak semua orang selalu dapat membalas pesan dengan segera.
Lakukan Aktivitas Lain: Jika menunggu balasan pesan membuat cemas, cobalah untuk mengalihkan perhatian pada aktivitas lain. Ini bisa membantu mengurangi kecemasan dan menghindari pemikiran berlebihan.
Tingkatkan Kepercayaan Diri: Fokus pada penghargaan terhadap diri sendiri dan kembangkan rasa percaya diri yang kuat agar tidak terlalu tergantung pada persetujuan dari orang lain.
Pertimbangkan Bantuan Profesional: Jika kecemasan ini terasa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, ada baiknya untuk mempertimbangkan terapi atau bantuan profesional. Mereka dapat membantu menangani kecemasan dan pola pikir yang mengganggu.
Kecemasan ketika pesan tidak dibalas adalah masalah yang dialami oleh banyak orang dan bisa dimengerti, terutama di era komunikasi digital.Mengenali dan memahami sifat-sifat yang mungkin ada dalam diri dapat membantu seseorang menangani kecemasan ini dengan lebih baik.Dengan begitu, mereka bisa lebih rileks dalam menjalani hubungan sosial tanpa terlalu terbebani oleh ekspektasi dari komunikasi teks.(jpc)