PROKALTENG.CO-Tim nasional Indonesia akan berhadapan dengan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada 15 November mendatang. Sekjen PSSI Yunus Nusi mengungkapkan, pertandingan itu akan dipimpin oleh wasit asal Iran. Yakni, Bonyadifard Mooud.
’’Beberapa waktu lalu, saya menghadiri konferensi AFC di Korea Selatan. Lalu, kami sampaikan itu (protes terhadap wasit Ahmed Al Kaf, Red). Karena itu, untuk laga kita melawan Jepang, wasitnya dari Iran (Bonyadifard Mooud). Kemudian, saat melawan Arab Saudi, wasitnya dari Uzbekistan (Lutfullin Rustam),’’ ungkap Yunus.
Bonyadifard Mooud adalah wasit yang lahir di Shahrekord, Iran, pada 8 September 1985. Pria 39 tahun tersebut sudah mengantongi lisensi FIFA sejak 2013 dan sering memimpin pertandingan di Persian Gulf Pro League alias Liga Iran.
Meski demikian, Bonyadifard Mooud bukan nama asing di telinga pencinta sepak bola Indonesia. Dia sempat beberapa kali ditunjuk sebagai wasit di kompetisi sepak bola tertinggi Indonesia.
Yakni, Liga 1. Salah satu pertandingan yang pernah dipimpinnya adalah Persija Jakarta melawan PSM Makassar di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, pada 2017 lalu.
Dalam laga itu, Bonyadifard Mooud kedapatan beberapa kali mengeluarkan keputusan yang bisa dipertanyakan. Dia mengganjar Wiljan Pluim dengan kartu kuning. Kemudian memberi hadiah penalti kepada Persija Jakarta setelah Hamka Hamzah dinilai melanggar penyerang Persija Reinaldo Elias da Costa.
Dia juga menganulir gol Wiljan Pluim pada menit ke-82 lantaran menganggap pemain asal Belanda tersebut melakukan handsball terlebih dahulu. Keputusan itu lantas ditanggapi keras oleh pihak ofisial PSM Makassar.
Bahkan, saking kerasnya protes tersebut, pelatih PSM Robert Rene Alberts sampai diusir wasit. Dengan dianulirnya gol itu, PSM gagal menang atas Persija. Pertandingan berakhir dengan skor imbang 2-2.
Terlepas dari hal itu, ditugaskannya wasit asal Iran untuk memimpin pertandingan Indonesia kontra Jepang dinilai sangat melegakan.
’’Yang pasti, keinginan kami terobati. Sebab, kita tahu bersama Iran bersahabat dengan kita. Kita tidak berharap mereka membantu Indonesia. Tapi, kita ingin mereka netral,’’ tegas pria asal Gorontalo tersebut. (fiq/c17/ali/jpg)
Â