PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Untuk pertama kalinya, Indonesia memperingati Hari Desa Nasional pada 15 Januari 2025, sesuai Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2024.
Momentum ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya desa sebagai subjek pembangunan, pusat pertumbuhan ekonomi, kebudayaan lokal, dan pemberdayaan masyarakat, sekaligus mempublikasikan kemajuan desa-desa di seluruh Nusantara.
Namun, peringatan perdana ini belum diadakan secara seremonial di Kalimantan Tengah (Kalteng). Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kalteng, H. Aryawan, menyampaikan bahwa tahun ini pelaksanaan masih terpusat di Jawa Barat pada 14–15 Januari 2025, di bawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri.
“Kami berharap pada tahun anggaran mendatang, Kalimantan Tengah dapat mengalokasikan dana untuk mendukung program nasional ini, sehingga peringatan Hari Desa dapat dilaksanakan di tingkat provinsi,” ujarnya, Rabu (15/1).
Ia menambahkan, DPMD Kalteng juga mendukung program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, Agustiar Sabran dan Edy Pratowo, yang mengalokasikan dana Rp250 juta per desa. Program ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Nomor 2 Tahun 2019, yang memberikan fleksibilitas dalam penentuan alokasi dana melalui musyawarah desa.
“Kami akan memastikan bantuan keuangan ini memberikan manfaat maksimal, baik untuk program khusus maupun umum, demi kemajuan desa,” jelasnya.
Kalteng memiliki 1.432 desa yang menyimpan potensi besar, terutama dari sumber daya alam. Banyak desa telah berkembang menjadi desa wisata, penghasil kerajinan, dan pengolah makanan berbasis hasil alam. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah pemasaran produk dan aksesibilitas menuju desa-desa berpotensi, terutama desa wisata.
Penataan desa juga terus dilakukan. Saat ini, satu desa di Kabupaten Lamandau sedang menunggu kode desa dari Kementerian Dalam Negeri, sementara lima desa di Kabupaten Kotawaringin Barat diusulkan untuk pemekaran pada tahun ini.
Proses tersebut mengacu pada Permendagri Nomor 1 Tahun 2017 tentang pembentukan, penghapusan, dan perubahan status desa.
Dalam peringatan Hari Desa Nasional, Aryawan berharap desa-desa di Kalteng dapat mengenali serta mengelola potensi yang ada secara optimal.
“Kami ingin desa-desa terus berinovasi dan berkembang, meningkatkan ekonomi masyarakat, serta mewujudkan desa mandiri sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Hari Desa Nasional, menurut Aryawan, bukan sekadar peringatan, tetapi pengingat pentingnya peran strategis desa dalam pembangunan nasional.
Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan desa, ia optimistis visi desa mandiri dapat tercapai, membawa kesejahteraan bagi masyarakat hingga ke pelosok negeri. (ovi/ce/ala/kpg)