Sebagai manusia, tak jarang akan menemui persoalan yang menekan dalam dirinya. Mungkin jika ditelisik faktor penyebabnya, bisa saja selembar kertas tak akan mampu menampung segala bentuk keluh kesah ataupun harapan serta keinginannya. Bahkan seringkali orang pun merasa sulit untuk mengungkapkannya dalam untaian kalimat. Sehingga pada akhirnya semua permasalahan hanya dipendam diri menjadi emosi yang tersendat.
NAMUN hal itu tak berlaku bagi Stevia Widyatmasari. Seorang notaris di Kota Palangka Raya yang memiliki talenta di bidang seni rupa ini, dengan leluasa melampiaskan rasa yang dialaminya melalui goresan artistik dalam bentuk karya doodle art.
Tanpa ada batasan tertentu, perupa perempuan kelahiran Provinsi Lampung 39 tahun lalu itu, mengubah emosinya menjadi sebuah ide gagasan menjadi karya seni dengan sudut pandang style anak-anak muda.
Setiap goresan acak membentuk elemen dekoratif ornamen yang ia sapukan ke media kanvas, diakuinya selalu mengekspresikan gejolak emosi hatinya. Berawal dari karakter bentuk sebuah awan dengan elemen corak detail yang simpel, hingga dirinya menemukan imajinasi wujud mata yang menginterpretasikan dari gestur rasa. Bisa saja rasa ketika gelisah, sedih, dan bahkan marah.
“Objek awan ini memberikan pesan sebagai harapan yang tinggi atau sebuah cita-cita yang besar bagi saya. Kemudian bentuk mata merupakan elemen yang sangat penting sebagai pengungkapan jendela rasa,”ungkap ibu dua anak ini saat disambangi prokalteng.co, Selasa (21/1/2025).
Stevia mengeksplorasikan emosi rasa melalui karya-karyanya dengan kemasan hitam putih bukan tanpa alasan. Sebagai seniman pun, ia tak menampik jika dirinya pernah mencoba berekspresi bermain warna lain dalam imajinasi visual yang diciptakannya. Namun sejalan dengan gejolak rasa yang ada di hatinya, dirinya justru merasa cenderung klimak dengan sentuhan hitam putih yang mungkin akan menjadi karakter kuat pada setiap karyanya itu.
“Keterbatasan dalam memadukan warna yang saya miliki, menjadikan saya tidak nyaman. Sehingga hitam putih menjadi pilihan dalam karya saya ini. Simpel dan sederhana, biar setiap detailnya bisa dinikmati,”tutur perempuan yang selalu berbusana warna hitam itu.
Ditemui di Kafe Afterwork Jalan Cik Ditiro Kota Palangka Raya, perupa perempuan yang baru saja sibuk berpartisipasi dalam pameran bertajuk “Musim Semi” bersama lima seniman lainnya di Kafe Kala.id Banjarbaru, Kalimantan Selatan itu mengatakan bahwa sejak aktif kembali berkarya pada tahun 2023 lalu, sudah ada sekitar tiga puluhan karya dia hasilkan di atas kanvas putih melalui goresan tangannya.
Beragam ungkapan pelampiasan rasa ia sajikan dalam adegan-adegan fantastis pada sosok awan bermata dengan kekayaan ornamen dekoratifnya. Semuanya berisi pesan luapan emosi rasa yang disampaikan dalam setiap fase kehidupan. Karakter awan itu bernama Angrycloud, hadir dengan konsep dari berbagai aspek masa muda kekinian. Menjadi sosok karakter yang lucu dan menyenangkan.
Menariknya lagi, dengan gaya doodle art pada karya seni milik Stevia ini, ternyata bisa diaplikasikan dalam berbagai media. Tak sebatas di atas kertas ataupun kanvas saja. Untuk itu, menurut Stevia karya-karya yang ia tampilkan makin berkembang. Dia menyadari beragam bentuk karya imajinasi yang berhasil diciptakannya itu, bisa diterapkan ke media yang tak biasa. Salah satunya di kaos, sepatu dan juga di botol minum plastik.
“Satu karya pernah saya coba cetak untuk produk kaos, ternyata banyak yang antusias menanyakan dan tertarik. Produk kaos langsung meledak habis sampai 200 pcs. Dari situ, saya lebih tertarik untuk dijadikan jualan,”tuturnya.
Dari pengalaman itu lah yang akhirnya menantang dirinya untuk terus berinovasi menciptakan hal menarik lainnya. Yakni karakter-karakter unik dengan konsep sentuhan gaya doodle art yang semakin kekinian. (hnd)