NANG BULIK, PROKALTENG.CO – Baru dua bulan menjabat, nama Rizky Aditya Putra langsung jadi buah bibir di Kalteng. Di usia 35 tahun, ia sudah memimpin Lamandau sebagai bupati. Sebuah peristiwa yang bukan hanya mencatat sejarah baru, tapi juga memberi arah baru untuk politik lokal. Anak muda tidak lagi sekadar penonton.
Ia dilantik pada 24 Maret 2025 di Aula Jayang Tingang, Palangka Raya. Dari situ, babak baru kepemimpinan dimulai, dengan harapan besar di pundak pemimpin muda ini untuk periode 2025–2030.
Rizky bukan sekadar simbol regenerasi. Ia adalah kader Partai Gerindra yang juga dipercaya memimpin TIDAR Kalteng dan DPC Gerindra Kotawaringin Barat. Dua jabatan partai di dua level berbeda yakni provinsi dan kabupaten ia pegang sekaligus. Tidak biasa untuk politisi seusianya.
Status sebagai kepala daerah termuda di Kalteng membuat publik bertanya-tanya? Bagaimana ia bisa melesat secepat itu? Namun bagi Rizky, pencapaian ini bukan trofi, melainkan sinyal. Bahwa generasi muda bisa hadir, memimpin, dan memberi warna.
“Saya ingin anak-anak muda di Kabupaten Lamandau, tidak takut untuk mengejar mimpi mereka. Buktinya, saya, yang masih muda, bisa menjadi pemimpin. Jadi, tetap semangat, rajin belajar, dan kejar prestasi serta karir kalian,” katanya kepada Prokalteng.co, Kamis (15/5).
Pernyataan itu terdengar ringan, tapi membawa beban besar. Ia tahu, publik muda di Kalteng sedang mencari figur panutan. Sosok yang tak hanya berbicara soal perubahan, tapi juga menjalaninya.
Kini masyarakat menanti. Apa terobosan Rizky? Apa jurusnya membangun Lamandau dengan semangat baru? Harapan pun menggantung tinggi. Usia muda identik dengan energi, dan energi itulah yang kini ditunggu untuk diubah jadi program, jadi tindakan nyata.
Dari dua jabatan strategisnya di partai, publik juga berharap ia bisa menjembatani suara anak muda dengan dunia politik. Menjadi magnet sekaligus mentor. Menjadi pemimpin yang tak hanya hadir di kantor, tapi juga di hati warganya.
Sebuah langkah awal memang sudah ia tapaki. Namun jalan masih panjang. Dan Lamandau, seperti juga Kalteng, akan menilai. Apakah energi muda bisa benar-benar menjadi solusi. (bib)