Pernah merasa pikiran berkabut, sulit fokus, atau sering lupa hal-hal kecil? Kondisi ini bisa memburuk akibat stres, pola tidur tidak teratur, atau gaya hidup yang kurang sehat. Seiring bertambahnya usia, kemampuan kognitif kita pun dapat menurun secara alami.
Namun, beberapa latihan otak dapat membantu menjaga ketajaman mental dan daya ingat. Dikutip dari PsychCentral, berikut sembilan latihan otak yang terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan fokus dan fungsi otak.
Mempelajari bahasa asing bisa meningkatkan fungsi kognitif, memperkuat memori, dan mendukung kemampuan memecahkan masalah. Dalam Studi tahun 2018 dijelaskan bahwa bilingualisme dapat mengubah struktur otak dan meningkatkan cadangan neuron, yang membantu melindungi otak dari penurunan fungsi akibat usia.
Membaca sambil mencatat atau menyoroti poin penting dapat meningkatkan fokus, pemahaman, dan retensi memori. Berdasarkan hasil studi dari Journal of Student Research pada siswa usia 13–18 tahun ditemukan bahwa metode mencatat dengan mengetik memberikan hasil terbaik dalam mengingat materi.
Latihan meditasi napas dilakukan dengan duduk tenang, memejamkan mata, lalu fokus pada tarikan dan hembusan napas secara perlahan. Studi kecil tahun 2018, para peneliti menunjukkan bahwa meditasi ini dapat membantu meningkatkan perhatian dan memori kerja.
Namun, dalam studi besar tahun 2021 dan ulasan 2018 dituliskan bahwa manfaatnya tidak lebih unggul dari metode lain, meskipun tetap lebih baik daripada tidak melakukan apa pun.
Latihan ini mengharuskan pemain mengingat posisi visual dan suara dalam urutan tertentu. Dalam studi kecil tahun 2020, peserta yang menjalani 16 sesi dual n-back menunjukkan peningkatan signifikan pada memori kerja.
Permainan seperti catur, Sudoku, teka-teki silang, Go, dan bridge dapat melatih berbagai aspek kognitif. Catur membantu dalam perencanaan dan fokus, dengan studi yang menunjukkan manfaat setelah pelatihan 25–30 jam.
Sudoku mengaktifkan bagian prefrontal cortex saat mencari pola logis. Sementara itu teka-teki silang terbukti meningkatkan fungsi kognitif pada penderita gangguan kognitif ringan.
Pemain Go tingkat tinggi memiliki skor refleksi kognitif tinggi dan kemampuan memahami kondisi mental orang lain. Permainan bridge juga diketahui dapat meningkatkan memori kerja dan penalaran pada lansia, meskipun tidak berdampak pada kosakata atau reaksi cepat.
Melatih otak bukan hal yang rumit atau harus selalu dilakukan dengan cara yang berat. Banyak latihan otak yang bisa dilakukan secara santai, bahkan menyenangkan, seperti bermain puzzle atau mencoba hobi baru.(jpc)