PROKALTENG.CO-Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya resmi menjadikan Mobile Legends Bang Bang (MLBB) sebagai ekstrakurikuler. Kebijakan ini rencananya mulai diterapkan tahun ajaran 2025/2026.
Pakar IT UM Surabaya, Lukman Hakim menyebut langkah Pemkot Surabaya menjadikan Mobile Legends sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah perlu dilihat dari sudut pandang yang lebih kontekstual dan konstruktif.
“Memang benar, sejumlah penelitian mengaitkan permainan daring seperti Mobile Legends dengan potensi perilaku negatif seperti agresivitas, kecanduan, dan pengabaian waktu belajar,” tuturnya di Surabaya, Rabu (21/5).
Namun menurut Lukman, dampak negatif tersebut lebih banyak muncul pada anak ketika tidak ada pendampingan, edukasi, dan pengelolaan yang tepat dari pihak sekolah maupun orang tua.
“Bila dijadikan ekstrakurikuler resmi, justru saya melihat sekolah ini memiliki peluang besar dalam mengarah aktivitas bermain menjadi ruang pengembangan keterampilan,” sambung Dosen Fakultas Teknik UM Surabaya itu.
Lewat ekstrakurikuler terstruktur, siswa dapat mengasah keterampilan seperti kerja tim, komunikasi, dan manajemen emosi, sambil mengenalkan etika digital, waktu layar yang sehat, serta keseimbangan hiburan dan belajar.
Di beberapa negara, lanjut Lukman, e-sports (olahraga elektronik) telah diakui sebagai cabang kompetitif yang mendukung profesi masa depan. Baik sebagai atlet digital, desainer game, caster, maupun analis.
”Dengan pendekatan kurikulum yang tepat, Mobile Legends bisa menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan dunia teknologi dan industri kreatif kepada peserta didik secara relevan dan menarik,” imbuh Lukman.
Sebelumnya, Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan Dispendik Kota Surabaya, Tri Endang Kustianingsih mengatakan bahwa ekstrakurikuler Mobile Legends sejalan dengan kurikulum AI dan coding, yang tengah dikembangkan oleh Kemendikbudristek.
“Game bisa merepresentasikan pembelajaran edukatif yang menyenangkan, tutur Tri Endang kepada Jawa Pos pada Kamis (15/5) lalu. Karena itu, harapannya dapat membantu sekolah-sekolah untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat. (jpg)