Seringkali ada kesalahpahaman tentang apa artinya menjadi “berbudaya”. Banyak yang percaya itu hanya terkait dengan menghadiri acara kelas atas atau memiliki pengetahuan luas tentang anggur berkualitas atau musik klasik.
Pada kenyataannya, berbudaya adalah tentang paparan terhadap ide, perspektif, dan tradisi yang berbeda. Ini lebih tentang pengalaman daripada harta benda.
Ini bukan tentang berapa banyak bahasa yang Anda gunakan atau berapa banyak negara yang telah anda kunjungi, melainkan kedalaman keterlibatan anda dengan dunia di sekitar anda.
Dan kemungkinan besar, jika anda memiliki pengalaman hidup tertentu, anda lebih berbudaya daripada yang anda kira. Berikut adalah empat pengalaman seperti itu yang mungkin mengungkapkan sisi budaya tersembunyi anda.
1) Tinggal di luar negeri
Salah satu pengalaman paling transformatif yang dapat dimiliki seseorang adalah tinggal di negara yang berbeda dari negaranya sendiri. Ini adalah satu hal untuk dikunjungi sebagai turis, tetapi ini adalah permainan bola lainnya, untuk benar-benar mengakar dan membenamkan diri dalam budaya baru.
Tinggal di luar negeri berarti anda tidak hanya mengamati dari pinggir lapangan tetapi berpartisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari budaya lain. Anda belajar tentang adat istiadat, makanan, dan tradisi mereka, dan anda juga belajar menavigasi nuansa bahasa baru dan norma masyarakat.
Menjadi bagian dari budaya lain, bahkan untuk sementara, memungkinkan anda melihat dunia melalui mata yang berbeda. Ini menumbuhkan pemahaman, empati, dan kemampuan beradaptasi, ciri-ciri yang menjadi ciri khas individu yang berbudaya.
2) Terlibat dalam pertukaran budaya
Terlibat dalam pertukaran budaya tidak berarti anda harus bepergian ke negara lain. Terkadang, pengalaman yang paling memperkaya terjadi di rumah. Saya ingat ketika saya menjamu seorang mahasiswa dari Jepang sebagai bagian dari program pertukaran internasional.
Itu adalah pengalaman yang membuka mata. Kami belajar banyak dari satu sama lain, dari hal-hal sederhana seperti bagaimana rutinitas harian kami berbeda hingga wawasan yang lebih dalam tentang keyakinan dan nilai kami masing-masing.
Saya mendapati diri saya terlibat dalam diskusi panjang tentang segala hal mulai dari makanan dan mode hingga politik dan agama. Itu adalah latihan yang indah dalam memahami dan berempati, saat kami menavigasi melalui hambatan budaya dan perbedaan bahasa.
Pengalaman itu mengajari saya bahwa berbudaya bukan hanya tentang apa yang anda ketahui, tetapi juga tentang kesediaan Anda untuk belajar dari orang lain.
3) Membaca sastra dunia
Membaca selalu menjadi pintu gerbang ke dunia yang berbeda. Dan ketika anda mempelajari sastra dunia, anda tidak hanya tersesat dalam narasi yang menarik, tetapi juga mengalami budaya, masyarakat, dan perspektif yang berbeda. Ambil “Seratus Tahun Kesunyian” oleh Gabriel Garcia Marquez, misalnya.
Novel terkenal ini tidak hanya menceritakan kisah yang menarik; novel ini memperkenalkan pembaca pada unsur-unsur realisme magis, gaya sastra yang berakar pada budaya Amerika Latin. Intinya, membaca sastra dunia seperti memulai perjalanan keliling dunia-bahkan tanpa meninggalkan ruang tamu Anda.
4) Belajar bahasa lain
Mempelajari bahasa baru lebih dari sekadar menguasai tata bahasa dan kosa katanya. Ini adalah penyelaman mendalam ke dalam pandangan dunia dan cara hidup budaya yang unik. Saat Anda mempelajari bahasa baru, Anda tidak hanya belajar berkomunikasi dengan cara yang berbeda, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang konteks budaya yang membentuk bahasa tersebut.
Dari idiom hingga peribahasa, setiap bahasa membawa di dalamnya sejarah, nilai, dan tradisi orang-orang yang mengucapkannya. Jika Anda telah mempelajari bahasa kedua (atau lebih), pada dasarnya Anda telah memperluas wawasan budaya Anda. Ini jelas merupakan pengalaman yang menambah kredensial berbudaya Anda.(jpc)