Dorong Pemerintahan Prabowo Akselerasi Pengembangan KEK Tingkatkan Ketahanan Perekonomian Nasional

- Advertisement -

JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan(Inbang) DPR RI Mukhtarudin menilai pengembangan kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK) di seluruh wilayah Indonesia tersebut telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor asal Jepang.

Hal itu disampaikan Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini menanggapi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang menyebut bahwa KEK Indonesia menjadi magnet investasi dari Jepang.

Untuk itu, Mukhtarudin berharap KEK pada pemerintahan baru Prabowo-Gibran periode 2024 -2029 harus terus mengakselerasi lagi pengembangan kawasan ekonomi Khusus guna meningkatkan ketahanan perekonomian nasional.

“Karena ini merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk menarik lebih banyak investasi melalui berbagai kelebihan dan fasilitas yang ditawarkan oleh KEK di Indonesia,” ujar Mukharudin, Jumat 27 September 2024.

Anggota Komisi VII DPR RI ini bilang beberapa KEK di Indonesia tidak hanya fokus pada kegiatan industri saja, KEK yang lain juga memiliki kegiatan pendukung untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang akan diisi oleh sektor-sektor yang berhubungan dengan industri yang ada.

Serta, lanjut Mukhtarudin, bisnis research and development dengan misi untuk mendorong inovasi, keberlanjutan, dan pertumbuhan di sektor industri sambil menawarkan layanan terpadu bagi perusahaan yang mencari sumber daya penelitian, pengembangan, dan pelatihan.

Peraih penghargaan Tokoh peduli Daerah Terbaik Parlemen Award 2023 ini pun mendorong agar pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai kawasan yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

“Guna menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi wilayah melalui kegiatan produksi dan pengolahan, logistik dan distribusi, serta pengembangan energi yang ramah lingkungan,” pungkas Mukhtarudin.

Tarik Investasi Dari Jepang

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pembentukan kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK) di tanah air telah menarik investasi dari perusahaan-perusahaan Jepang secara signifikan, dengan segala fasilitas dan kemudahan yang disediakan.

“KEK memberikan manfaat pajak, penyederhanaan peraturan, dan infrastruktur yang unggul, sehingga mendorong investasi asing langsung, terutama dari perusahaan-perusahaan Jepang yang ingin mengakses pasar Indonesia yang sedang berkembang,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat mengisi kuliah tamu di Universitas Hiroshima Jepang pada Selasa, kemarin.

Agus mengatakan kawasan-kawasan ekonomi khusus menawarkan insentif pajak, penyederhanaan peraturan, dan infrastruktur kelas dunia, yang menarik penanam modal asing.

“Termasuk dari perusahaan Jepang ingin masuk ke pasar Indonesia yang berkembang dan lokasi yang strategis,” beber Agus.

Dalam paparannya, Menperin menyebutkan pembentukan kawasan industri seperti Kendal dan Batang Industrial Estate menandakan landasan yang kuat untuk pertumbuhan di masa mendatang.

Kawasan-kawasan industri tersebut mendukung perusahaan Jepang dalam melakukan pengembangan dan menarik investasi di sektor-sektor seperti energi terbarukan, komponen otomotif dan elektronik.

“Lokasi yang strategis dari kawasan industri dikombinasikan dengan dukungan dari kebijakan pemerintah yang baik, meyakinkan bahwa penanam modal akan melanjutkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun yang akan datang,” imbuh Menteri Perindustrian.

Selain itu, Menperin mengatakan SEZ Kendal Industrial Park di Jawa Tengah kini telah menarik lebih dari 70 perusahaan Jepang, dan menciptakan lebih dari 10.000 lapangan kerja.

Begitu juga dengan Batang Industrial Estate, perusahaan Jepang ikut mengembangkan usaha, utamanya di sektor komponen otomotif, elektronik dan energi terbarukan.

“Saya berharap kolaborasi antara Indonesia dan Jepang semakin meningkat,” pungkas Menperin Agus Gumukhmiwang Kartasasmita. (tim)

- Advertisement -
RELATED ARTICLES
- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments