SAMPIT, PROKALTENG.CO – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dinilai membutuhkan pemimpin muda yang visioner untuk memajukan daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata. Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kotim, Rudini-Paisal, menawarkan visi tersebut dengan fokus pada pembangunan ekonomi di tingkat pedesaan.
Juru Bicara pasangan ini, Dadang Siswanto, menyampaikan bahwa untuk memajukan Bumi Habaring Hurung sebutan untuk Kotim Rudini-Paisal akan memulai program kesejahteraan dari tingkat paling bawah.
“Mensejahterakan masyarakat Kotim harus dimulai dari desa, dan yang paling mendesak adalah masalah ekonomi,” ujar Dadang, Kamis (3/10).
Rudini dan Paisal telah sering turun langsung ke lapangan untuk mendengar dan menyerap aspirasi masyarakat, terutama di desa-desa yang masih tertinggal secara ekonomi. Menurut Dadang, pasangan ini memiliki program khusus yang nantinya akan dipaparkan kepada masyarakat agar lebih memahami langkah konkret yang akan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
“Rudini-Paisal berencana memaksimalkan potensi di setiap desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang nantinya akan ditopang oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Dengan cara ini, setiap potensi di 185 desa dan kelurahan di Kotim bisa dioptimalkan menjadi program nyata yang meningkatkan ekonomi masyarakat,” jelas Dadang.
Ia menambahkan, program ini akan dilaksanakan secara bertahap. Setiap desa akan diberdayakan untuk mengembangkan satu potensi unggulan, yang kemudian akan dikelola secara profesional melalui BUMDes dengan dukungan dari pemerintah daerah.
“Kotim ini kaya akan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). Kami yakin, jika diberi amanah, Rudini-Paisal akan segera memanfaatkan potensi yang ada untuk kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Selain meningkatkan ekonomi desa, program ini juga bertujuan mengurangi angka pengangguran dan mempercepat pengembangan SDM di Kotim. Dadang menegaskan, sinergi antara pemerintah daerah, pemerintah desa, dan para pemangku kepentingan lainnya, termasuk perusahaan besar swasta (PBS), sangat penting untuk menciptakan kolaborasi yang efektif.
“Masyarakat kita tidak menuntut banyak, mereka hanya menginginkan kesejahteraan melalui peningkatan ekonomi dan infrastruktur yang memadai,” ujar Dadang.
Ia menyebutkan bahwa lebih dari 50 persen masalah di Kotim berakar pada persoalan ekonomi, yang sering kali memicu konflik di masyarakat, termasuk konflik dengan PBS. Rudini-Paisal berkomitmen untuk mencari solusi agar persoalan ini tidak terus berlarut-larut.
“Dengan adanya program yang konkret ini, kami berharap investasi di Kotim tidak terganggu, dan masyarakat dapat merasakan kesejahteraan yang mereka dambakan,” pungkas Dadang. (bah/ens/kpg)