PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Plh Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik (Pemkumpol) Akhmad Husain secara resmi membuka Sekolah Lapang Angkatan Pertama “Kepribadian” yang diselenggarakan oleh Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN). Acara ini berlangsung di Aula Palangka Universitas Palangka Raya pada Senin (28/10/2024).
Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Akhmad Husain, Gubernur Kalimantan Tengah menekankan bahwa Sekolah Lapang ini adalah langkah strategis untuk membekali perempuan Dayak dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman. Diharapkan, melalui kegiatan ini, perempuan Dayak dapat lebih percaya diri, mandiri, dan berkontribusi aktif dalam pembangunan daerah.
“Saya mengapresiasi inisiatif LPDN dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi semua peserta,” ujar Akhmad Husain.
Kepala LPD Provinsi Kalteng, Debora, juga menyampaikan sambutan yang menekankan antusiasme perempuan Dayak untuk bersatu dalam wadah ini demi kemajuan bersama. Dia menjelaskan bahwa lembaga ini dinamai “Intan Borneo”, yang melambangkan kecantikan, kecerdasan, dan kegigihan perempuan Dayak.
“LPDN adalah Rumah Betang yang mengintegrasikan potensi perempuan Dayak untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan. Kami berkomitmen pada pengembangan dan pemberdayaan perempuan Dayak melalui berbagai program,” ungkap Debora.
Beberapa program yang akan dilaksanakan mencakup penguatan hukum adat Dayak, peningkatan kualitas seni dan budaya, serta penciptaan lapangan kerja bagi perempuan dan pemuda Dayak.
“Semua ini perlu disatukan untuk menciptakan dampak yang lebih besar,” tambahnya.
Acara ini juga diisi dengan Gerakan Pangan Murah untuk membantu masyarakat. Turut hadir dalam acara tersebut para pimpinan Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), pengurus LPDN, dan berbagai tokoh masyarakat, agama, serta organisasi kemasyarakatan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan perempuan Dayak dapat mengoptimalkan potensi mereka, berkontribusi lebih aktif dalam pembangunan, dan memperkuat eksistensi budaya mereka di tengah arus modernisasi. (mmckalteng)