Dalam era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita, dan penggunaan filter pada foto telah menjadi praktik yang umum.Banyak orang memilih untuk menambahkan filter pada foto mereka untuk menciptakan tampilan yang lebih menarik dan sempurna.
Namun, apakah Anda pernah berpikir bahwa kebiasaan ini dapat mengungkapkan lebih dari sekadar preferensi estetika? Psikologi memberikan wawasan menarik tentang bagaimana penggunaan filter dapat mencerminkan ciri-ciri kepribadian seseorang.
Dilansir dari laman Global English Editing pada Rabu (30/10), berikut merupakan 9 ciri kepribadian orang yang sering menggunakan filter saat foto di media sosial, menurut psikologi.
Banyak orang menggunakan filter di foto mereka karena mereka ingin mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang lain.Dalam konteks media sosial, like, komentar, dan berbagi menjadi ukuran seberapa besar seseorang diterima dan dihargai.
Ketika seseorang terus-menerus menggunakan filter, ini bisa menunjukkan bahwa mereka sedang mencari validasi dari orang lain.Mereka merasa bahwa penampilan yang lebih sempurna dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri mereka.
Keinginan untuk dianggap menarik dan disukai adalah hal yang wajar, tetapi penting untuk diingat bahwa ini dapat menciptakan tekanan yang tidak sehat untuk selalu tampil sempurna di depan orang lain.
Filter juga dapat menjadi alat bagi seseorang untuk mengekspresikan kreativitas dan keunikan mereka.Penggunaan filter memberikan kebebasan untuk bereksperimen dengan berbagai suasana, warna, dan gaya visual dalam foto.
Dengan cara ini, filter bukan hanya digunakan untuk memperbaiki penampilan, tetapi juga sebagai media untuk berbagi perspektif unik dan kreativitas mereka dengan dunia. Ini membantu mereka untuk merasa lebih terhubung dengan diri mereka sendiri dan orang lain.
Orang yang ekstrovert cenderung lebih suka bersosialisasi dan menikmati perhatian. Penggunaan filter membantu mereka menonjolkan sisi menarik dan menyenangkan dari diri mereka.
Ketika mereka membagikan foto yang telah dimodifikasi, mereka bukan hanya menunjukkan penampilan, tetapi juga kepribadian mereka yang ceria.
Filter menjadi alat untuk menarik perhatian dan memicu interaksi dengan orang lain. Misalnya, foto-foto cerah dan penuh warna dengan filter yang menarik dapat menarik banyak komentar positif dan interaksi, yang pada akhirnya dapat memberi mereka kepuasan sosial yang mereka cari.
Sering menggunakan filter bisa menjadi indikasi bahwa seseorang sangat peka terhadap bagaimana mereka dipersepsikan oleh orang lain.
Penggunaan filter bisa menjadi cara mereka untuk mengelola citra diri di media sosial. Mereka akan merasa perlu untuk memperbaiki foto-foto mereka agar terlihat lebih baik dan lebih menarik.
Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki keinginan yang kuat untuk menunjukkan versi terbaik dari diri mereka kepada dunia.
Â
Namun, penting untuk diingat bahwa kehidupan nyata tidak selalu terlihat sempurna, dan menerima ketidaksempurnaan bisa menjadi langkah penting dalam meningkatkan rasa percaya diri.
Perfeksionisme sering kali menjadi ciri orang yang menggunakan filter secara konstan. Mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap diri mereka sendiri dan berusaha untuk menciptakan hasil yang sempurna dalam setiap foto.
Dengan menggunakan filter, mereka berharap dapat mencapai tampilan yang ideal yang sering kali mereka bayangkan.
Meskipun ada nilai dalam mengejar kualitas, penting untuk diingat bahwa media sosial hanya mencerminkan sebagian kecil dari kehidupan, dan tidak ada yang salahnya jika terlihat tidak sempurna.
Di balik foto-foto indah yang telah difilter, bagi sebagian orang, ini menunjukkan bahwa mereka sedang berjuang dengan rasa tidak aman. Melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna di media sosial dapat membuat mereka merasa kurang atau tidak cukup baik.
Untuk mengatasi perasaan ini, mereka selalu merasa perlu untuk menggunakan filter guna meningkatkan penampilan mereka dan merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.
Pengguna filter sering kali memiliki ketertarikan yang kuat terhadap detail dalam foto. Mereka menyadari bagaimana setiap filter dapat menonjolkan atau menyamarkan elemen tertentu dari gambar.
Dengan menggunakan filter yang tepat, mereka dapat mengubah foto biasa menjadi lebih menarik dan memikat, serta menunjukkan kemampuan mereka untuk memperhatikan aspek kecil yang mungkin diabaikan oleh orang lain.
Keterampilan ini tidak hanya berguna dalam konteks media sosial, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional.
Penggunaan filter memberikan individu kekuatan untuk mengontrol citra mereka di dunia maya. Dengan filter, mereka dapat mengubah cara orang lain melihat mereka dan membentuk narasi tentang identitas mereka sendiri.
Ini bukan hanya tentang menyembunyikan ketidaksempurnaan, tetapi juga tentang menciptakan representasi diri yang sesuai dengan harapan dan keinginan mereka. Meskipun memiliki kontrol ini bisa memberikan rasa percaya diri, penting juga untuk diingat bahwa media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan.
Menjaga keseimbangan antara citra online dan realitas kehidupan sehari-hari adalah hal yang sangat penting untuk kesehatan mental dan emosional.
Media sosial selalu dipenuhi dengan tren yang berubah dengan cepat, dan pengguna filter sering kali gemar mengikuti tren terbaru.Mereka merasa terdorong untuk mencoba filter baru agar tetap relevan dan terlihat modern di mata teman-teman mereka.Menjadi sosok penggemar tren menunjukkan bahwa mereka aktif terlibat dalam dunia digital dan berusaha untuk tidak ketinggalan. (jpc)