Siapa yang tetap mendambakan romansa meski usia sudah tidak lagi muda? Pastinya banyak dari kita yang menginginkan hubungan yang penuh koneksi dan keromantisan.
Seringkali kita menemukan bahwa romantisme yang dulu mudah didapatkan mulai memudar seiring bertambahnya usia. Namun, ada beberapa perilaku dan sikap tertentu diam-diam dapat menghalangi romansa yang diinginkan.
Artikel yang dilansir dari Global English Editing pada Rabu (6/11) ini akan membahas lima perilaku tersebut. Melepaskan kebiasaan-kebiasaan ini dapat membuat perbedaan besar dalam membuka hidup Anda untuk jenis cinta yang benar-benar Anda inginkan.
Sering bertambahnya usia, wajar saja jika kita mengenang masa lalu yang indah. Namun, dalam hal percintaan, hal ini sering kali menghambat kita.
Jika Anda terus-menerus melihat ke belakang, mungkin sudah waktunya untuk melepaskannya. Ini tidak berarti melupakan masa lalu Anda, tetapi mengakuinya dan kemudian berfokus pada masa kini.
Perubahan perspektif ini dapat memberikan keajaiban bagi kehidupan romantis Anda. Perubahan ini memungkinkan Anda melihat pasangan (atau calon pasangan) sebagaimana adanya saat ini, bukan sebagai dirinya atau orang lain.
Terkadang keinginan untuk melindungi diri sendiri seringkali mendorong kita menuju kemandirian yang luar biasa. Apalagi jika pernah mengalami patah hati, membuat kita selalu mengandalkan diri sendiri.
Namun, psikoanalisa Erik H. Erikson mengatakan bahwa hidup tidak akan berarti tanpa saling ketergantungan. Dalam percintaan, hal ini sangatlah benar. Keseimbangan yang sehat antara kemandirian dan saling ketergantungan sangatlah penting.
Merangkul saling ketergantungan berarti meruntuhkan tembok-tembok itu secukupnya untuk mengijinkan orang lain berbagi dalam hidup Anda, dan bersikap terbuka untuk berbagi dalam hidup mereka.
Ini tentang mengetahui bahwa Anda tetap bisa kuat dan mampu, bahkan saat membiarkan orang lain mendukung Anda dan belajar untuk percaya bahwa ada kekuatan dalam kedekatan semacam itu.
Mencintai diri sendiri bukan hanya tentang memanjakan diri sendiri, meskipun itu juga termasuk bagian darinya. Mencintai diri sendiri berarti menghargai diri sendiri, menetapkan batasan, dan memahami nilai diri sendiri.
Lucille Ball pernah berkata bahwa cintailah dirimu sendiri terlebih dahulu dan hal-hal lainnya akan mengikutimu. Ketika kita mencintai diri sendiri, kita lebih siap untuk memberi dan menerima cinta dari orang lain.
Perhatikan hubungan Anda dengan diri sendiri terlebih dahulu. Apakah Anda memperlakukan diri sendiri dengan baik dan penuh rasa hormat? Apakah Anda menghargai kebutuhan dan keinginan Anda?
Jika belum, mungkin sekarang saatnya untuk memulai. Percayalah, dampaknya pada kehidupan romantis Anda bisa sangat besar.
Dalam situasi seperti ini, sangat mungkin terjadinya kesalahpahaman dan konflik yang tidak perlu karena kita tidak tahu perasaan masing-masing. Dengan mempraktikkan komunikasi yang jelas dan penuh kasih sayang, kita dapat menghindari jebakan ini dan membina hubungan yang lebih dalam.
Jangan pernah meremehkan kekuatan percakapan yang tulus, telinga yang penuh empati, atau permintaan maaf yang tulus. Itulah dasar-dasar hubungan romantis yang kuat.
Sulit untuk mendengarnya, tetapi hambatan terbesar bagi romansa dalam hidup kita adalah diri kita sendiri. Kita semua punya kekurangan, kebiasaan, dan pola perilaku yang dapat mengganggu hubungan kita. Terkadang, hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk kehidupan romantis kita adalah memperbaiki diri sendiri.
Ketika kita tumbuh sebagai individu , kita membawa pertumbuhan itu ke dalam hubungan kita. Kita menjadi pasangan yang lebih baik, pendengar yang lebih baik, kekasih yang lebih baik. Dan itu dapat mengarah pada romansa yang lebih dalam dan lebih memuaskan.
Jadi, jika Anda merasa kehidupan asmara Anda stagnan, mungkin sudah saatnya untuk bercermin. Apa yang dapat Anda lakukan untuk menjadi versi diri Anda yang lebih baik? Perjalanannya mungkin penuh tantangan, tetapi hasilnya sepadan.(jpc)
Â