PROKALTENG.CO – Setelah menempuh perjalanan darat selama 8 jam dari Palangkaraya, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah pada Senin (12/12/2022) mengunjungi keluarga bayi Lamiyang dan Lamine yang tinggal di Desa Danau Usung, Kecamatan Murung, Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Lamiyang dan Lamine adalah bayi kembar berusia 11 bulan dan dinyatakan beresiko tinggi stunting oleh tenaga ahli gizi setempat.
“Ananda Lamiyang dan Lamine ini perlu diselamatkan melalui intervensi asupan gizi yang seimbang dan pola asuh yang baik. Tentu hal ini harus berkolaborasi dengan berbagai pihak,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Tengah Dadi Ahmad Roswandi dalam kunjungan ke rumah Lamiyang dan Lamine.
Dalam kunjungan Gerebek Stunting itu, Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah disertai Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Murung Raya, perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Litbang Pemprov Kalimantan Tengah, aparat Babinsa (Bintara Pembina Desa TNI) dan aparat Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Polri).
Kunjungan itu sekaligus menyerahkan bantuan paket kebutuhan pokok meliputi beras, telur, susu, minyak goreng, dari Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Murung Raya Lynda Kristiane Perdie.
“Ada intervensi secara langsung dari pakar dan tenaga ahli gizi yang mengontrol perkembangan Ananda Lamiyang dan Lamine. Perkembangan tinggi dan berat badan diawasi. Begitu juga dengan perkembangan otak dan perkembangan kognitif lainnya. Ini adalah wujud nyata dan kerja sama dari semua pihak untuk mengatasi stunting,” ujar Dadi.
Camat Murung Fitrianul Fahriman mengatakan dirinya siap mendampingi dan memantau keluarga yang berisiko stunting di wilayahnya. “Mudah-mudahan si Kembar (Lamiyang dan Lamine) bisa lebih baik lagi kondisi dan perkembangannya,” harap Fitrianul yang ikut menyerahkan paket bantuan.
Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Danau Usung Rahmad. “Kami mengucapkan terima kasih karena ada begitu banyak perhatian dan bantuan kepada keluarga berisiko stunting di desa kami,” kata Rahmad.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk DP3AP2KB Kabupaten Murung Raya Firman Prihatin berharap upaya percepatan penurunan stunting di Murung Raya dapat dilakukan secara Bersama-sama dan berkolaborasi.
“Kami melihat betapa luar biasanya konvergensi ini karena dalam kegiatan ini ada Camat, Lurah, PKK, Babinsa, Bhabinkamtibmas yang ikut hadir pada kegiatan ini,” kata Firman.
Berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) angka prevalensi stunting di Kabupaten Murung Raya adalah 31,3 persen. Prevalensi ini masih di atas angka Provinsi Kalimantan Tengah yang berada pada angka 27,4 persen. Dari 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah, prevalensi stunting di Kabupaten Murung Raya berada di urutan keempat tertinggi, setelah Kabupaten Gunung Mas (36,9 persen), Kabupaten Barito Timur (33,7 persen), dan Kabupaten Kotawaringin Timur (32,5 persen).
Salah Pola Asuh
Sementara itu Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk (P3AP2KB) Kabupaten Murung Raya menggelar Audit asus Stunting tahap II di Aula B kantor Pemkab Murung Raya, Senin (12/12/2022).
Audit Kasus Stunting dibuka Wakil Bupati Murung Raya Rajikinoor dan dihadiri Plt. Kepala BKKBN Prov. Kalteng Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si, utusan dari Bapedalitbang Prov. Kalteng, Kadis P3AP2KB Kab. Mura, Kadis Kesehatan Kab. Mura Kepala SOPD Kab. Mura, Koordinator Satgas Prov. Kalteng, Tim Teknis dan Tim Pakar Audit Kasus Stunting dan undangan lainya.
Dalam sambutanya, Rajikinoor mengatakan sebagian besar anak yang diaudit mengalami kekurangan gizi akut. Hal ini disebabkan bukan hanya karena terbatasnya ekonomi keluarga tetapi lebih ke arah kurangnya pengetahuan orang tua dalam pola asuh dan pemberian nutrisi yang tepat.
Selanjutnya Kurangnya pemberian protein hewani, masalah sanitasi dan air bersih, penyediaan pangan di tingkat keluarga dan pengunaan alat kotrasepsi juga menjadi factor yang terdeteksi pada audit kasus stunting ini.
“Tim pakar telah memberikan rekomendasi sedemikian rupa sehingga kasus stunting yang ditemukan bisa ditindaklanjuti bersama, mulai dari intervensi spesifik dan intervensi sensitive,“. Kata Rajikinoor.
Plt. Kaper BKKBN Kalimantan Tengah Dadi Ahmad Roswandi mengatakan Audit kasus stunting ini memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting serta pemberian rekomendasi oleh para pakar dan para ahli agar kasus stunting tidak terjadi di masa yang akan datang terutama di Kabupaten Murung Raya.
Sementara dalam diskusi dengan pakar dan ahli yang telah melihat kasus kasus kejadian anak stunting diduga rendahnya pengetahuan akan gizi yang baik dan kurangnya pola asuh tentang tumbuh kembang anak mendominasi permasalahan tingginya stunting di Murung Raya.