PALANGKA RAYA-Pemindahan ibu kota semakin mengerucut ke Kalteng. Setelah
menginap semalam di Palangka Raya, Presiden RI Joko Widodo langsung mengunjungi
Kabupaten Katingan dan Gunung Mas (Gumas). Hati presiden yang biasa disapa Jokowi
itu di sini, di Bumi Tambun Bungai. Karena ia menyebut menemukan perasaan
(feeling) di Kalteng.
“Saya ini ke lapangan hanya satu,
mencari feeling (kemantapan hati, red). Kalau sudah menemukan feeling-nya,
kalkulasi memutuskan lebih mudah. Kalau belum ke lokasi, dapat feeling-nya dari
mana?†tegas Jokowi kepada sejumlah awak media ketika mengunjungi wilayah
Gumas, Rabu (8/5).
Presiden yang juga akrab disapa
pakde itu mengakui, sebagai kandidat ibu kota baru, Kalteng memenuhi kriteria
dan layak. Meski dari segi bencana gempa dan banjir tidak menjadi ancaman, namun
perlu infrastruktur dari nol. Untuk itu, tim pusat akan kembali ke Kalteng lagi
demi mematangkan perencanaan secara detail dan disampaikan kepada presiden.
Dibandingkan dengan daerah
kandidat lainnya? Jokowi menyadari adanya plus dan minus. Dicontohkannya, salah
satu keunggulan di Kalteng daripada Kota Balikpapan, dikayakannya, musim pasang
air di Kaltim asin. Sebaliknya di Kalteng tidak demikian.
Selain itu, pemindahan ibu kota
ini merupakan misi besar Indonesia yang berdampak jangka panjang, dalam mempersiapkan
Indonesia menjadi sebuah negara maju. Salah satu yang menjadi pertimbangan memilih
Kalteng, yakni adanya sejarah dari presiden pertama RI, Soekarno.
“Nemu feeling. Ini untuk
(keputusan, red) jangka panjang 50 sampai 100 tahun. Mempersiapkan Indonesia
masuk negara maju. Kami melihat soal sisi keluasan, Kalteng ini paling siap. Soekarno
dulu memilih Kota Palangka Raya. Pasti ada alasan khusus dan besar. Tidak
mungkin sebuah keputusan disampaikan tanpa argumentasi dan data yang matang,†ucapnya
saat berada di Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gumas. (abw/ce/abe)