Konten dari halaman ini Ketakutan Berlebih untuk Berkomitmen dan Menikah

Ketakutan Berlebih untuk Berkomitmen dan Menikah

- Advertisement -

Banyaknya kasus-kasus perselingkuhan yang berujung pada perceraian di media sosial membuat sebagian orang mengalami ketakutan berlebih untuk berkomitmen dan menikah. Kondisi seperti ini bisa mengindikasikan bahwa orang tersebut mengalami gamophobia.

Dilansir dari Cleveland Clinic, Kamis (13/7), gamophobia disebut sebagai kondisi ketakutan berlebihan akan komitmen atau pernikahan. Kondisi seperti ini biasanya akan menghalangi seseorang untuk menikmati kebahagian dari sebuah hubungan.

Bukan hanya komitmen terhadap percintaan, gamophobia pada beberapa orang juga tidak dapat berkomitmen pada rencana jangka panjang seperti pendidikan, membuat pilihan karir, hingga dalam memilih tempat tinggal.

Meski begitu, kebanyakan penderita gamophobia ini karena masalah asmara. Penderita ini juga bisa mengakhiri hubungannya secara tiba-tiba. Bahkan, bisa mengalami cemas ketika melihat pasangan yang berkomitmen hidup bahagia.

Penyebab Gamophobia

Penyebab utama dari gamophobia adalah pengalaman traumatis masa lalu. Misalnya anak-anak yang menyaksikan perceraian atau hubungan tidak sehat orang tuanya bisa takut untuk berkomitmen saat dewasa.

Selain itu, juga karena pernah patah hati berkali-kali sehingga takut untuk berkomitmen lagi. Ada juga karena takut berkomitmen dengan orang yang salah sehingga tidak bisa menjalin hubungan. Tekanan agama dan budaya untuk segera menikah pun bisa jadi alasan kuat.

Gejala Gamophobia

Penderita gamophobia akan mengalami gejala fisik saat berpikir untuk membuat komitmen dengan orang lain. Gejala fisik itu antara lain menggigil, pusing, keringat berlebihan, jantung berdebar-debar, mual, sesak napas, badan gemetar, hingga gangguan pencernaan atau sakit perut.

Cara Mengatasi Rasa Takut Berkomitmen

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa takut berkomitmen adalah dengan cognitive behavioral therapy (CBT) yaitu sejenis psikoterapi atau terapi bicara. Ahli kesehatan mental akan membantu mengubah persepsi negatif menjadi positif tentang komitmen dan pernikahan.

Selain itu juga bisa menggunakan terapi exposure yang biasanya bisa membantu kebanyakan orang mengatasi gangguan fobia. Teknik ini biasanya berupa Teknik relaksasi seperti Latihan pernapasan dalam dan meditasi.(jpc/ind)

 

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments