Konten dari halaman ini Desa Satu Ginjal, Rela Jual Organ untuk Bayar Utang

Desa Satu Ginjal, Rela Jual Organ untuk Bayar Utang dan Kebutuhan Hidup

- Advertisement -

PROKALTENG.CO– Kemiskinan, menjadi alasan utama warga Desa Shen Shayba Bazaar menjual salah satu organ ginjal mereka. Hingga desa ini dikenal di seluruh dunia sebagai one kidney village atau desa satu ginjal. Desa ini berada di dekat Kota Herat, Afghanistan, yang terkena krisis ekonomi luar biasa.

Menurut laporan dari National Post, enam bulan setelah Taliban mengambil alih, ekonomi negara Afghanistan benar-benar hancur. Di mana lebih dari separuh populasi, atau sekitar 24 juta penduduk negara itu berisiko mengalami kelaparan.

Faktanya, warga desa satu ginjal di Afghanistan ini terpaksa melakukan tindakan itu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Di antaranya adalah membeli makanan dan lebih banyak untuk membayar utang.

Pada kasus yang lebih ekstrem, terdapat laporan orang tua di Desa Shen Shayba Bazaar yang terpaksa menawarkan anak perempuan mereka. Anak tersebut ditawarkan kepada pasangan yang belum memiliki momongan dengan imbalan sejumlah uang tunai.

“Selain menjual organ tubuh, dalam beberapa bulan terakhir, muncul laporan tentang orang tua yang menawarkan anak perempuan untuk dinikahkan atau ditawarkan kepada pasangan yang tidak memiliki anak untuk mendapatkan uang karena mereka tidak mampu lagi memberi makan anak perempuan tersebut.” tulis laporan National Post dikutip, Senin (24/7).

Tak Miliki Pekerjaan Tetap 

Kepala keluarga yang masih bekerja di desa tersebut paling banyak hanya dapat mengumpulkan 1,5 USD atau sekitar 20 ribu rupiah per hari. Seringkali jauh lebih rendah daripada itu, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Sedangkan lebih banyak orang, sekitar 500 ribu warga Afghanistan tidak lagi memiliki pekerjaan sama sekali. Menjual ginjal dianggap menjadi alternatif yang masih mungkin mereka lakukan agar bertahan hidup.

Satu organ ginjal dari warga Desa Shen Shayba Bazaar dihargai sangat murah, 1.500 USD atau hanya sekitar 20 juta rupiah terlebih saat Organisasi Taliban mengambil alih.

Sebagian besar hasilnya hanya untuk membayar utang yang sudah menumpuk. Jika ada yang tersisa dari hasil penjualan ginjal, mereka akan menggunakan untuk membeli makanan dalam beberapa waktu ke depan.

Proses jual ginjal di Afghanistan terbilang terlampau mudah. Sebab, pihak rumah sakit tidak pernah menanyakan dari mana pendonor itu berasal atau untuk siapa organ ginjal itu diberikan. (jpc/hnd)

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments