Konten dari halaman ini Buka Semalam, Pasangan Muda di Seruyan Ini Raih Keuntungan yang Menjanjikan - Prokalteng

Menilik Usaha Angkringan Kekinian di Seruyan

Buka Semalam, Pasangan Muda di Seruyan Ini Raih Keuntungan yang Menjanjikan

- Advertisement -

Deby Amaliah (23) dan dua rekannya malam itu terlihat cukup kewalahan untuk mengolah masing-masing pesanan dari pelanggan yang memesan makanan dan minuman di angkringan kekinian yang berada di tengah Kota Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan itu.

BAHTIAR EDY FAISAL, KUALA PEMBUANG

CANGKRUK, itulah nama usaha angkringan yang saat ini dikembangkan oleh pasangan muda Aldi Setiawan (24) dan istrinya Deby Amaliah saat ini.

Belum lama memulai usaha, angkringan yang berkonsep outdoor atau lesehan ini sudah cukup ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan. Makanan yang dijajakan juga cukup beragam, mulai dari sosis bakar maupun jenis lainnya bahkan mie seblak juga menjadi best seller di angkringan yang berada di depan Kantor PWI Kabupaten Seruyan atau samping Bundaran I itu.

Aldi Setiawan yang juga peternak kambing ini rupanya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dan peluang yang ada hingga mencoba untuk mencari pundi-pundi rupiah dengan usaha angkringan kekinian. Meskipun mengeluarkan modal cukup besar, namun semangat Aldi dan istrinya juga lebih besar.

BACA JUGA: Polres Seruyan Tingkatkan Ketrampilan Dalmas Kendalikan Massa

Seperti kata pepatah bahwa, usaha tidak mengkhianati hasil mungkin hal itu juga yang dirasakan oleh pasangan muda ini. Bagaimana tidak, dari modal yang ada angkringan Cangkruk milik mereka ini mampu meraih omset atau keuntungan yang cukup menjanjikan per malamnya.

“Motivasi membuka usaha ini memang saat itu di Kota Kuala Pembuang, tempat nongkrong yang seperti angkringan memang masih kurang, dan akhirnya setelah kami menikah saya sama istri mencoba untuk membuka usaha ini,” katanya saat dibincangi  baru-baru ini.

Bicara soal modal usaha, Aldi pun harus mengeluarkan sebesar Rp 20 juta termasuk  untuk bangunan, makanan maupun peralatan lainnya. Uang modal itu pun telah dikumpulkannya mulai dari hasil jual kambing, hingga tabungan hasil kerjanya sehari-hari.

“Kalau omset pertama jualan itu untuk angka kotornya sekitar Rp 700 dalam satu malam, tapi kalau dirata-ratakan itu omset per malamnya sekitar Rp 1,2 juta itu hitungan kotor belum dihitung modalnya,” jelasnya.

Pria kelahiran 29 Mei 1999 ini juga mengaku jika setiap memulai usaha itu tidak semuanya berjalan mulus. Bahkan, di awal-awal buka usaha itu dirinya juga mengaku sempat ragu. Namun, dirinya dan istri menepis keraguan dengan itu dengan tekat dan semangat yang kuat.

Mengingat juga saat ini istrinya tengah hamil anak pertama mereka, tentunya Aldi juga harus mempersiapkan apa-apa yang dibutuhkan termasuk untuk biaya persalinan maupun hal lainnya.

“Kendala pertama itu antara mau buka atau tidak, karena saat itu kondisi istri sedang hamil dan semua alat maupun lainnya sebenarnya juga siap tinggal opening. Kalau keraguan usaha seperti ini laris atau menjanjikan atau tidaknya itu pasti ada, karena di Kuala Pembuang itu kadang ya usaha musiman. Ya misalnya usaha itu sebentar saja ramainya dan setelah itu sepi sehingga saya juga berpikir bahwa laris dan bertahan atau tidak usaha ini,” lanjut Aldi bercerita.

Menurut pria yang hobi olahraga Badminton ini bahwa, cukup ramainya angkringan dengan nama Cangkruk yang diambil dari bahasa Jawa dengan artinya duduk nongkrong bersama atau beramai-ramai itu salah satunya letak yang cukup strategis di tengah kota, maupun konsep berbeda dari usaha lainnya.

“Salah satunya mungkin karena kami punya konsep yang cukup menarik, sasaran konsumen kami yaitu masuk di segala kalangan, untuk anak-anak mudah kami sajikan minuman kekinian juga seperti di cafe-cafe, kemudian makanan seperti mie seblak, ada bakar-bakaran model-model tradisional gitu lah sehingga ini juga bisa dinikmati semua kalangan,” lanjutnya.

BACA JUGA: Perangi DBD, Seruyan Gencar Berantas Sarang Nyamuk Serentak

Setelah menjalankan usaha tersebut, Aldi pun merasa usaha yang dikelolanya saat ini juga cukup menjanjikan. Sehingga saat ini, mereka yang biasanya bukanya hanya pada saat malam, dan sekarang mulai berinovasi dengan menambah tenaga kerja untuk buka pada jam siang. Sehingga, upaya ini juga juga diharapkan nya dapat menambahkan penghasilan dan usaha bisa semakin berkembang.

“Alhamdulillah malam takbiran Iduladha saat itu, pernah embus sampai Rp 2,7 juta per malam belum termasuk modal. Memang kalau kendala kami itu saat hujan, bahkan bisa tidak buka kalau hujan. Saya rasa usaha seperti ini memang menjanjikan asalkan kita memang konsisten, dan kita mau mengevaluasi segala kendala yang ada,” pungkasnya. (*)

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments