Konten dari halaman ini Diikuti Berbagai Kalangan Profesi, Sudah Luluskan Puluhan Alumni

Belajar Fotografi Bersama Kelas Foto Borneo

Diikuti Berbagai Kalangan Profesi, Kini Sudah Luluskan Puluhan Alumni

- Advertisement -

Belajar fotografi tak hanya dilakukan di kegiatan formal. Bisa saja melalui komunitas. Seperti Kelas Foto Borneo, Kelas yang diorganisir oleh Hitam Putih Borneo ini membuka kelas bagi para pecinta fotografi maupun masyarakat yang ingin belajar. Pesertanya pun antusias. Diikuti berbagai kalangan profesi. Kini sudah meluluskan puluhan alumni.

Muhammad Hafidz, Palangkaraya

Diikuti Puluhan pencinta fotograpi berkumpul di salah satu kafe di Palangkaraya Minggu (13/8). Mereka berkumpul untuk melihat karya para siswa, yang mengikuti kelas foto borneo yang diinisiasi oleh hitam putih borneo yang terpajang rapi. Bak seperti pameran foto.

Sejumlah siswa pun memamerkan foto hasil penugasan akhir, yang diberikan oleh para mentor yang dikemas seperti pameran. Mereka sudah mengikuti kelas selama kurang lebih 5 bulan.

Mengangkat tema melawan zaman. Para siswa mengambil objek foto yang beragam. Ada yang mengangkat Gereja GKE Imanuel di Mandomai Kabupaten Kapuas. Ada juga mengangkat para profesi yang bisa terbilang hampir punah.

Seperti pemilik kapal penumpang di Dermaga Rambang Palangkaraya, Produksi Mandau, Petani dan Pembuat Karya dari Bahan Dasar Purun Danau, Penyadap Karet. Bahkan ada juga Pengkoleksi Vinyl Record.

Siswa yang mengikuti kelas foto ini terdiri dari berbagai macam kalangan profesi. Baik berkaitan dengan fotografi. Atau pun sekedar hobi.

Salah satu Pengajar di Kelas Foto Borneo Deny Krisbiantoro, menjelaskan. Kelas foto borneo ini sudah berdiri sejak 2018. Hingga saat ini Kelas Foto Borneo sudah meluluskan 6 angkatan dengan lebih dari 50 orang. Meski demikian, yang memang menggeluti profesi dari lulusan kelas foto borneo, tak sampai dari setengah total lulusan seluruh angkatan.

“Jadi setiap tahun targetnya satu Angkatan. Karena seperti kita ketahui, pembelajarannya kadang tuh kita agak molor. Karena memang yang mengikuti kelas ada dari berbagai macam latar belakang. Kita juga berusaha untuk memaksimalkan memadatkan waktu. Tapi dengan materi dan kesibukan dari masing-masing peserta, maka lebih baik kita maksimalkan satu tahun satu Angkatan,” ujarnya.

Dia menjelaskan, para peserta yang mengikuti kelas foto berbagai macam tujuannya. Dari yang mengikuti untuk menunjang profesi siswa, belajar ingin tahu, atau untuk modal siswa bekerja.

Pegiat fotografi ini menjelaskan, kelas foto borneo ini dibentuk tujuannya untuk berbagi pengetahuan ke suatu wadah, yang sudah dibuat secara terstruktur. “Sehingga secara keilmuan pun bisa dipertanggungjawabkan,” bebernya.

Sementara itu,salah satu siswa dari kelas foto borneo, memilih mengambil gambar perempuan penyayat pohon karet, karena fokus untuk mengangkat kesetaraan gender petani Wanita.

“Dengan tema melawan zaman, saya langsung mikir saya mau carinya kalau bisa di  bidang pertanian. Akhirnya terpilihlah penyadap karet,karena saya tahu profesi penyadap karet sedang tidak baik baik saja,” ujarnya.

Dia menjelaskan. Foto berpesan agar semua lapisan masyarakat baik pemerintah maupun masyarakat. Agar memperhatikan nasib  penyayat karet.

“Karena karet ini berkaitan dengan regulasi. Kalau regulasinya bagus hasilnya pasti bagus. Jadi percuma petaninya ada, tapi pembelinya tidak ada. Misal pemerintahan melalui dinas terkait, ataupun anggota dewan buat penetapan atau perda di masing-masing daerah, untuk menentukan harga dan siapa pembelinya,” imbuhnya.(hfz/ind)

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments