PROKALTENG.CO – Aktivis antikorupsi Feri Amsari mengkritik pernyataan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri yang meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibubarkan, karena tidak lagi efektif. Menurut Feri, hadirnya revisi UU KPK yang justru melemahkan kinerja lembaga antirasuah oleh para elite partai politik (parpol) di DPR RI.
“Jadi kita bisa tahu motif melemahkan KPK via revisi UU, ya membubarkan KPK.
KPK ya buat tidak efektikan partai di DPR dan pemerintah, yang milih pimpinan mereka yang buat UU-nya bermasalah mereka juga,” kata Feri kepada JawaPos.com, Selasa (22/8).
Pakar hukum tata negara ini menyebut, permintaan Megawati yang menginginkan agar KPK dibubarkan justru akan merugikan partai yang dipimpinnya yakni PDI Perjuangan. Mengingat, saat ini publik dihadapkan oleh pesta demokrasi 2024.
BACA JUGA:Â Pemkab Komitmen Target 80 persen Capaian MCP KPK
Pernyataan Megawati ini bukan tidak mungkin akan merugikan PDIP. Karena pemilih jadi memahami bahwa dibalik pelemahan ini ada Megawati,” cetus Feri.
Feri menjelaskan, upaya pembubaran KPK oleh pihak-pihak elite parpol bukan tanpa dasar. Mantan Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas ini mengungkapkan, ada upaya bertahap untuk membubarkan KPK.
“Ujungnya setelah kerja-kerja mereka tidak efektif, tentu saja ini bagian dari rencana, maka disampaikanlah isu pembubaran. Maka saya yakin motif utamanya adalah membubarkan KPK. Ini adalah rancangan tersistimatis untuk kemudian memastikan KPK tidak ada,” ujar Feri.
Menurut Feri, ketika Megawati yang terlibat dalam upaya mendirikan KPK bicara pembubaran tentu ada anggapan adalah kekecawaan Megawati. Padahal bukan tidak mungkin Megawati juga menentukan dari upaya pembubaran KPK.
“Karena bagaimanapun partainya adalah partai mayoritas di parlemen,” papar Feri.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri mengaku meminta Presiden Jokowi untuk membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketua Umum PDI Perjuangan itu menilai, kinerja lembaga antirasuah kini tak lagi efektif. (pri/jawapos.com)