Bukit Rawi Bakal Bebas Banjir, Kontraktor Mulai Garap Pembangunan Jemb

- Advertisement -

PALANGKA
RAYA
-Banjir
musiman yang menggenangi Bukit Rawi menjadi perhatian serius pemerintah
provinsi. Karena itu, kawasan yang menjadi langganan banjir tersebut akan
dibangun jembatan layang atau pile slab sepanjang 3 kilometer (km). Megaproyek
yang ditaksir menelan biaya mencapai Rp350 miliar itu akan dibangun pemerintah
secara bertahap. Jangka waktu yang ditargetkan untuk penyelesaian pembangunan
adalah tiga tahun.

Saat ini kontraktor
mulai menggarap pembangunan pile slab yang masuk wilayah Desa Bukit Rawi,
Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau itu. Tahap pertama yang
dilakukan adalah mobilisasi alat untuk proses pengerjaan.

“Pengukuran sudah
dilakukan. Tinggal melakukan pemancangan tiang yang saat ini masih dalam proses
mobilisasi menuju lokasi. Minggu ini ditargetkan sudah sampai,” ungkap Kepala
Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Provinsi Kalteng,
Tedi kepada Kalteng Pos, Kamis (9/5).

Dijelaskannya, sejumlah
alat berat yang akan digunakan dalam proses pengerjaan proyek tersebut sudah
berada di lokasi, seperti ekskavator, crane, alat pengecor, dan peralatan
lainnya.

“Tidak serta merta
langsung dipancangkan tiang pemancang. Ada proses dan tahapan yang harus dilalui,
mulai dari mobilisasi hingga pembangunan nanti. Sekarang sudah mulai
beraktivitas,” tuturnya.

Pengerjaan pile sleb dilaksanakan
oleh PT Bukit Palawi Pangkalan Bun dengan kontrak kerja selama satu tahun. Tahap
pertama akan dibangun pile slab sepanjang 800 meter (m).

“Lebar pile sleb kurang
lebih 7 meter dan kedalaman tiang pancangnya mencapai 23-30 m,” terangnya lagi.

Terealisasinya pembangunan
megaproyek jembatan layang (pile slab) di kawasan Bukit Rawi ini merupakan jerih
payah Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, yang selalu memperjuangkan
pembangunan infrastruktur di Bumi Tambun Bungai.

Menemani gubernur dalam
acara paparan materi tentang rencana pemindahan ibu kota di Kantor Staf
Presiden (KSP), Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng H
Shalahudin mengatakan, pembangunan jembatan sudah dimulai.

“Itu sudah teken
kontrak,” kata Shalahudin kepada wartawan di Jakarta, sembari mengungkapkan bahwa
beberapa bahan yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut sudah dalam proses
pengiriman.

Untuk diketahui, kawasan
Bukit Rawi memang menjadi salah satu prioritas penyelesaian. Pasalnya, jalur tersebut
merupakan poros tengah dan akses vital yang menghubungkan Palangka Raya menuju Kabupaten
Barito Selatan (Barsel), Barito Utara (Batara), Barito Timur (Bartim), dan
Murung Raya (Mura).  Kemudian
menghubungkan sebagian Gunung Mas, Kapuas, dan Pulang Pisau, serta dengan
Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Timur (Kaltim).

“Tentu tidak
mengabaikan kawasan lain yang rawan banjir. Contohnya, di wilayah barat, dari
Pangkalan Bun ke Kotawaringin Lama. Juga di wilayah tengah atau lintas selatan,
dari Plantaran ke Kasongan. Semua itu ditangani pihaknya karena merupakan jalan
provinsi,” tambah Shalahudin.  

Kedalaman tanah gambut
di Jalan Bukit Rawi mencapai 44 m. Sudah beberapa kali pihaknya melakukan
penimbunan, tetapi tetap saja kembali turun. Pasalnya, penurunan tanah di
wilayah itu terjadi setiap tahun. Sedangkan kedalaman genangan air saat
terjadinya banjir berkisar 30 cm sampai 1,5 m.

“Tahap pertama merupakan slot dari kementerian
sebesar Rp67 miliar. Dana tersebut diperuntukkan pembangunan sepanjang 800
meter. Sedangkan ruas jalan yang akan dibangun pile slab sepanjang 3 km, dengan
perkiraan dana sekitar Rp350 miliar. Alokasi ini akan digelontorkan oleh pusat
secara bertahap dan diharapkan dapat selesai dalam tiga tahun,” tutupnya. (nue/ami/ce/ala) 

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments