Polisi Pergi, Taruhan Berlanjut di Judi Berkedok Lomba Lari

- Advertisement -

Investigasi di Kota Idaman kini ada lomba balap lari dan adu panco. Niatnya bagus, menjadi alternatif dari balap motor liar. Tapi sayang dinodai praktik judi.

****

LEWAT tengah malam, Ahad (2/4) sekitar pukul 00.30 Wita, ratusan remaja berkumpul untuk menonton balap bukah (lari). Lokasinya di Jalan SMA 3, persis di belakang belakang SPBU Cempaka, Kota Banjarbaru.
Sepanjang jalan, berjejer sepeda motor yang diparkir rapi. Tempat para penonton duduk.
Nyaris seluruh badan jalan ditutup pagar betis. Mencegah sepeda motor atau mobil yang hendak melintas.

Radar Banjarmasin pun kesulitan masuk. Beruntung di lokasi bertemu seorang kenalan.
Tinggal di Landasan Ulin, demi keamanan dirinya, identitasnya dirahasiakan.

Dia pula yang memberi kode agar pagar betis itu dibuka untuk wartawan masuk. “Terus saja masuk, men,” serunya.

Rupanya, pagar betis itu berguna untuk menyaring pengunjung. “Penampilanmu terlalu berbeda dengan penonton lain. Buktinya kamu pakai sepatu,” tunjuknya.

Mengapa harus sewaspada itu? Sebab ini bukan lomba lari biasa.

Di sini ada taruhan. Seperti judi. Radar Banjarmasin mendengar sendiri, ada yang menawarkan duit Rp500 ribu buat sang pemenang.

“Uangnya hasil taruhan, di sini ada calo dan bosnya,” bebernya.

Bos yang dimaksud lebih sebagai kata ganti untuk para pemasang taruhan. Sedangkan calo adalah yang mengumpulkan uang taruhan.

Di sini ada juga penjaga keamanan. “Bisa disebut preman. Setiap ada taruhan, kan pasti ada yang kecewa karena kalah. Rawan muncul protes bahkan perkelahian,” bebernya.

Dia juga bertanggung jawab untuk berjaga dari masuknya cepu atau mata-mata polisi ke tengah arena balap.

Jika ada yang dicurigai sedang mengawasi, maka taruhan takkan dimulai.

Agak ngeri, sebab mereka berkeliling dengan menenteng parang. “Mereka tidak segan untuk mengajak berkelahi. Saran saya kamu hati-hati, jangan terlalu mencolok,” pintanya.

Bukan hanya lari jarak pendek yang ditaruhkan, di sana juga ada adu panco.

“Mau ikut pasang taruhan, tapi tak sempat, jadi menunggu putaran selanjutnya,” cetus Rizki, salah seorang penonton.

Sekitar setengah jam kemudian, muncul tiga mobil Polres Banjarbaru. Patroli itu sontak membubarkan penonton. Banyak yang kabur dengan motornya.

Beberapa bertahan dan berdebat dengan polisi. Polisi sendiri datang karena menduga bakal ada balapan liar (bali).

“Kalau ada yang balap motor, pasti kami suruh pulang. Kami di sini balap lari saja, pak. Cuma berolahraga,” kilah seseorang yang mendaku sebagai panitia lomba.

Di tengah perdebatan, seorang anggota polisi sempat berteriak, “Apa itu rekam-rekam! Jangan ada yang merekam, hapus semua video kalian. Hapus!”

Radar Banjarmasin pun turut kena getahnya. “Apa itu masih merekam, hapus!” bentaknya. Salah seorang wartawan media online bahkan sempat ditarik-tarik tangannya.

Ketegangan baru mereda setelah dijelaskan, mereka adalah jurnalis yang sedang bertugas. “Kami dari media, ndan. Kami sudah koordinasi sama Kasat Lantas mau liputan di sini,” kata salah seorang wartawan.

Polisi akhirnya menerima penjelasan mereka. Boleh lanjut, yang penting jangan ribut.
Salah seorang penonton, Putra menegaskan, lomba lari dan adu panco ini justru menjadi alternatif dari balapan motor liar. “Sekarang sering razia, jadi banyak yang pindah taruhan ke lomba lari dan panco di sini,” ceritanya.

Polisi berlalu, sekitar jam 2 dini hari, taruhan pun kembali dipasang.

Dalam lomba jarak 100 meter itu, dua pelari beradu cepat. Para penonton bersorak ketika mereka mencapai garis finish.

Penonton didominasi muda-mudi dari Banjarbaru dan Martapura. Diperkirakan, perputaran uangnya mencapai jutaan rupiah.

“Bisa pasang 50 ribu atau 100 ribu,” kata salah seorang penonton.

Menjelang sahur, pukul 03.40, baru mereka meninggalkan lokasi.

Wali Kota Tak Tahu

Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin mengaku belum pernah mendengar ada balap liar dan adu panco di kotanya. “Di mana lokasinya, itu legal atau ilegal? Kami belum tahu kabarnya,” ujarnya di rumah dinasnya, kemarin dini hari.

“Kalau memang seperti itu akan segera dikoordinasikan dengan Kapolres, karena informasi itu memang belum sampai ke kami,” tambahnya.

Ia berjanji akan segera menindaklanjuti informasi ini. “Tolong jangan nodai bulan suci yang penuh berkah ini. Apalagi sampai ada judi dan taruhan,” tegasnya.

Ovie, sapaan akrab wali kota, juga meminta orang tua untuk mengawasi anak-anaknya.
“Kalau murni olahraga, pasti didukung. Tapi kalau diselingi judi, sudah tidak benar namanya,” tukasnya.

Sisi lain, Kasat Lantas Polres Banjarbaru, AKP GM Angga Satrya Wibawa mengakui balap lari ini mengganggu karena menyerobot jalan umum.

“Yang mereka lakukan tidak salah. Hanya saja karena berada di jalan, jadi membahayakan pengendara,” jelasnya.

Dia berjanji akan lebih sering menggelar patroli. Perihal praktik judi, dia menjamin, bakal dihukum jika terbukti. “Kalau terbukti, kami koordinasikan dengan Reskrim,” tuntasnya.

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments