Sampit Menduduki Peringkat Pertama Kualitas Udara Terburuk

- Advertisement -

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Banyaknya kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyebabkan kualitas udara semakin menurun. Kemaren, Senin (11/9) Kota Sampit menduduki peringkat pertama kualitas udara terburuk di Indonesia.

Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), kualitas udara di Kotim menunjukkan angka 186. Angka tersebut menandakan kualitas udara sudah tidak sehat bagi manusia. Menyikapi hal itu, Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor menghimbau kepada masyarakat. Untuk dapat mengurangi aktivitas di luar ruangan.

Hal itu untuk meminimalisir dampak yang bisa timbul akibat pencemaran udara. Seperti penyakit pernapasan kerap kali menghantui masyarakat, saat kualitas udara menurun. Sehingga pencegahan harus dilakukan sejak awal.

“Karena kualitas udara kita menurun. Saya menghimbau kepada masyarakat, agar jangan terlalu sering beraktivitas di luar ruangan, jika tidak ada keperluan. Karena kondisi seperti ini sering menimbulkan penyakit pernafasan,” kata Halikin, Senin (11/9)

Pola hidup sehat juga dianjurkan selama musibah yang melanda Bumi Habaring Hurung ini terjadi. Konsumsi makanan bergizi dan bervitamin, sangat dianjurkan dalam keadaan sperti sekarang. Sehingga daya tahan tubuh bisa lebih kuat. Dalam melawan penyakit yang muncul. Selain itu, penggunaan masker juga sangat dianjurkan saat melakukan akivitas di luar rumah. Dengan perlindungan tersebut, maka akan meminimalisir polusi udara saat dihirup.

“Kondisi seperti ini jaga kesehatan. Makan teratur, tidur cukup, konsumsi vitamin, perbanyak minum air hangat. Jadi daya tahan tubuh kita bisa kuat melawan penyakit. Saat keluar rumah juga disarankan agar menggunakan masker untuk mengurangi polusi udara,” sampai Halikin.

Menurutnya. Pencemaran udara yang ditimbulkan akibat Karhutla juga telah berdampak pada kesehatan masyarakat. Penurunan kualitas udara yang telah terjadi sejak pertengahan Agustus lalu membuat penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) meningkat.

Sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotim mencatat selama bulan Agustus, ada sebanyak 2.708 orang terkena penyakit pernafasan, Angka itu menunjukkan peningkatan sebanyak 688 kasus dari bulan sebelumnya.

“Kita mencatat ada peningkatan kasus ISPA di bulan Agustus akibat pencemaran udara. Ada sebanyak 2.708 orang yang terkena. Angka ini lebih meningkat sebanyak 688 dibanding bulan Juli lalu,”ungkap Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi.

Penyakit tersebut didominasi oleh kalangan dewasa dengan presentase sebanyak 1.279 orang penderita, disusul balita sebanyak, 844 orang penderita, anak-anak sebanyak 475 orang penderita, serta manusia lanjut usia (Manula) sebanyak 128 orang penderita.

Dinas Kesehatan Kotim telah mengingatkan kepada layanan kesehatan agar mengantisipasi kenaikan kasus ISPA dengan penyediaan logistik dan promosi kesehatan. Selain itu, kolaborasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim juga dilakukan untuk melakukan penjadwalan ulang waktu pembelajaran siswa selama musim kemarau ini.

“Sejak Mei lalu kita telah mengingatkan Puskesmas untuk mengantisipasi kenaikan ISPA ini dengan penyediaan logistik dan promosi kesehatan. Selain itu, kita juga berkolaborasi dengan Disdik agar mengatur ulang penjadwalan pembelajaran sisa selama musim kemarau,”pungkasnya.(sli/kpg/ind).

 

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments