Tidak Ada Hutan, 3 Kelurahan di Banjarmasin Justru Rawan Karhutla

- Advertisement -

PROKALTENG.CO-Meski tak ada hutan dan minim lahan pertanian, Banjarmasin tetap rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada tiga kelurahan yang rentan karhutla.

“Ketiga kawasan itu adalah Kelurahan Tanjung Pagar, Sungai Lulut, dan Sungai Andai,” sebut Analis Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin, Muhammad Hanafi, Rabu (31/5) pagi.

Menurut Hanafi, tiga kelurahan tersebut menjadi titik paling rawan lantaran lokasinya sangat berdekatan dengan kabupaten tetangga.

“Kelurahan Tanjung Pagar dan Sungai Lulut berdekatan dengan Kabupaten Banjar. Sedangkan Sungai Andai dengan Kabupaten Barito Kuala (Batola),” jelasnya.

Lalu mitigasi seperti apa yang dilakukan BPBD untuk antisipasi? Hanafi menjelaskan pihaknya sudah membentuk 3 tim yang diterjunkan ke lapangan. Secara bergantian, mereka patroli ke lokasi-lokasi tersebut.

Gencarnya patroli yang dilakukan mengingat sudah terbitnya surat edaran dari Gubernur Kalsel terkait karhutla di Kalsel. Surat tersebut meminta pihak terkait di kabupaten/kota siaga terhadap bahaya karhutla.

Prakiraan BMKG

Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), perubahan iklim dari hujan ke kemarau diprediksi terjadi pada bulan Mei hingga Agustus.

“Diperkirakan Agustus sudah memasuki kemarau. Puncak kemarau terjadi September,” bebernya.

Pihaknya menggandeng pihak kecamatan, kelurahan, TNI/Polri, serta relawan pemadam kebakaran (damkar) untuk memberikan sosialisasi.

“Kami sosialisasi ke masyarakat agar jangan membakar lahan pertanian. Bisa berbahaya. Mungkin niatnya hanya membakar sedikit saja, tapi akhirnya meluas,” katanya.

Apakah sudah ada mendeteksi titik api? Hanafi bilang hingga saat ini belum menemukan. Informasi dari BPBD provinsi titik api terlihat di Banjarbaru, dan Tanah Laut (Tala). “Tapi kami tetap waspada. Jangan menunggu ada kejadian,” sebutnya.

Lurah Tanjung Pagar, Aina mengaku sudah sering sosialisasi ke masyarakat. Terutama petani yang memiliki lahan pertanian. Ketika memasuki musim tanam, biasanya membakar lahan. Padahal sangat berbahaya.

“Lahan pertanian di Tanjung Pagar ini tidak besar. Berubah menjadi kompleks perumahan. Kami tetap minta RT agar jangan bosan mengingatkan warganya. Jangan membakar lahan kalau ingin bertanam,” katanya.

Menurutnya, pihaknya juga membentuk grup WhatsApp di kelurahan hingga tingkat RT untuk memudahkan berkomunikasi dengan masyarakat. “Kalau ada hal apapun, kami bisa cepat mendapatkan informasi,” cetus Aina. (gmp/az/dye/jpg/hnd)

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

HUKUM KRIMINAL

Recent Comments